"Saya kira tadi sudah jelas semuanya. Saya sampaikan bahwa program B30 ini bisa maju, tidak tahun 2020, tetapi akhir 2019 sudah dimulai. Karena ini percobaan sudah dimulai sejak November kemarin. Sudah berjalan, sehingga hari ini kita sampaikan bahwa B30 telah kita luncurkan dan ini bisa menghemat, yang saya paling senang ini bisa menghemat devisa Rp 63 triliun," kata Jokowi di SPBU MT. Haryono, Jakarta, Senin (23/12/2019).
Devisa yang bisa dihemat dari program B30 lebih besar dibandingkan dengan implementasi B20 yang mampu menghemat devisa US$ 1,89 miliar periode September 2018 sampai akhir tahun. Sedangkan periode 2019 sebesar US$ 3,54 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah implementasi B30 di tahun 2019, Jokowi memberikan target kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ESDM Arifin Tasrif, dan jajaran direksi Pertamina untuk mempercepat implementasi B50 pada awal 2021.
"Saya kira kalau step-step ini kita bisa raih, saya kira devisa akan semakin besar kita peroleh," jelas dia.
Dengan begitu, permasalahan mengenai tekor neraca perdagangan dan tekor transaksi berjalan sedikit demi sedikit akan terselesaikan.
"Inilah yang saya sering sampaikan perbaiki CAD dengan memperbanyak produk substitusi impor. Bukan hanya ini saja, nanti kalau petrokimianya selesai, TPPI, itu juga akan hemat banyak sekali. Karena kita impor petrokimia juga sangat tinggi," ungkap dia.
(hek/ara)