Driver Ojol Rusia Disebut Canggung Gabung Asosiasi

Driver Ojol Rusia Disebut Canggung Gabung Asosiasi

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 24 Des 2019 19:30 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Ketua Presidium Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Igun Wicaksono mengaku masih banyak pengemudi alias driver Maxim yang belum tergabung ke dalam asosiasi lantaran canggung dengan kebijakan yang diterapkan oleh perusahaannya.

Salah satu kebijakan perusahaan yang membuat canggung para driver ojol asal Rusia ini adalah penerapan tarif yang di bawah ketentuan.

"Betul faktor utamanya mereka canggung karena tarif mereka lebih murah dibandingkan dua aplikator besar, sehingga mereka sendiri canggung untuk berbaur," kata Igun saat dihubungi detikcom, Jakarta, Selasa (24/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penerapan tarif ojol Maxim belakangan ini mendapat protes keras oleh para pengemudi Grab dan Gojek karena di bawah ketentuan yang berlaku. Puncaknya para driver dua aplikator besar ini mendemo kantor penyelenggara transportasi online Maxim di Jalan RM Sangaji, Gajahan, Pasar Kliwon, Solo.

Menurut Igun, Garda sangat terbuka kepada seluruh driver ojek online (ojol) yang ingin bergabung. Semakin banyak yang bergabung, maka semakin mudah Garda menyampaikan aspirasi yang selama ini disampaikan oleh para pengemudi.

Apalagi, di tanah air sendiri terdapat sekitar 19 perusahaan aplikasi yang beroperasi. Namun hanya dua aplikator saja yang mendominasi yaitu Grab dan Gojek.



Berdasarkan catatan Garda, estimasi jumlah driver ojol diseluruh Indonesia antara 2,5-3 juta orang. Di mana hampir 90% berasal dari Gran dan Gojek. Sedangkan sisanya berasal dari aplikator lain termasuk Maxim.

"Kita terbuka untuk driver aplikasi lain, baik aktif maupun tidak aktif kita terbuka untuk bisa mengadukan permasalahan-permasalahan yang timbul di lapangan, atau komunikasi driver di seluruh Indonesia," jelas dia.

Igun pun berharap kepada Kementerian Perhubungan selaku regulator dapat mengumpulkan seluruh perusahaan transportasi online dan mengenalkan kepada masyarakat. Jika masyarakat mengenal seluruhnya, maka pasar tanah air tidak didominasi oleh sedikit aplikator saja.

"Kita berharap pemerintah sebagai regulator bisa mengumpulkan semua perusahaan aplikasi, dikumpulkan terus disosialisasikan, diumumkan kepada masyarakat. Bahwa ini yang sudah terdaftar di Kementerian Perhubungan atau di pemerintah yang resmi, kalau yang non resmi kita tidak monitor," ungkap dia.




(hek/eds)

Hide Ads