Jakarta - Pergerakan rupiah tahun ini terbilang cukup dramatis. Di awal tahun rupiah hantam habis dolar AS. Kemudian di pertengahan tahun harus terkapar, dan akhirnya kembali membaik di penghujung tahun ini.
Mengawali tahun ini kondisi Rupiah begitu mengkhawatirkan. Sebab pada akhir 2018 dolar AS sudah berada di atas level Rp 14.500-an.
Namun mata uang Garuda mampu melawan. Hebatnya Rupiah mampu menghantam dolar AS hingga level Rp 13.900an.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika dilihat sepanjang tahun nilai tukar rupiah begitu menegangkan. Sempat anjlok begitu dalam lantaran begitu besarnya gejolak yang terjadi akibat Pemilu 2019. Meskipun akhirnya di penghujung tahun Rupiah kembali perkasa.
Mengawali Tahun dengan Babak Belur
Menutup tahun 2018, dolar AS begitu mendominasi hingga berada di level sekitar Rp 14.500-an. Namun memasuki awal tahun 2019, mata uang Garuda mulai mendominasi.
Pada 11 Januari 2019 Rupiah sudah jauh meninggalkan level terburuknya dan mencapai Rp 14.048 per dolar AS. Meski sempat kembali ke level Rp 14.200-an tapi akhirnya dolar AS terus merosot hingga menuju zona Rp 13.900an.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada minggu pertama tahun 2019 memang cenderung bergerak stabil.
"Alhamdulillah nilai tukar minggu pertama Januari bergerak stabil dan hari ini menguat, dolar (AS) sempat di bawah Rp 14.300, sebelum Jumatan saya cek Rp 14.270," kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (4/1/2019).
Dia menyampaikan penguatan ini terjadi karena investor mulai yakin dengan Indonesia dan mulai bekerjanya mekanisme pasar valuta asing (valas) dalam negeri. Perry menyebutkan kepercayaan pelaku pasar juga tercermin dari lelang surat berharga negara (SBN) yang dilakukan pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan.
Rupiah Bikin Dolar AS KO
Memasuki bulan kedua, Rupiah semakin mendominasi. Dolar AS akhirnya meninggalkan level Rp 14.000. Level tertinggi Rupiah berada di level Rp 13.920 pada 6 Februari 2019.
Meski begitu, BI menilai nilai tukar Rupiah masih undervalue. Itu artinya BI percaya saat itu Rupiah masih bisa menguat kembali.
Sayangnya kondisi itu hanya sementara. Dolar AS kembali menguat drastis hingga level Rp 14.314 di 8 Maret 2019.
Dolar kembali mengamuk lantaran beberapa faktor yang terjadi saat itu. Seperti keluarnya data pertumbuhan manufaktur di AS menunjukkan bahwa ekonomi negeri Paman Sam itu masih positif. Kemudian pertumbuhan ekonomi di Eropa yang rendah dan inflasi rendah. Pernyataan chairman bank sentral Eropa terkait perekonomian juga menyebabkan dovish statement.
Kondisi harga minyak dunia yang meningkat juga menyebabkan penguatan dolar AS. Selanjutnya faktor geopolitik seminggu terakhir seperti tidak tercapainya kesepakatan AS dan Korea Utara, ketidakjelasan Brexit turut mempengaruhi.
Rupiah Ambruk Gara-gara Rusuh Pemilu
Memasuki bulan Mei 2019 dolar AS semakin menjadi-jadi. Rupiah kembali ambruk ke level terparahnya di level Rp 14.525 pada 22 Mei 2019.
Selain faktor global, banyak yang percaya anjloknya nilai tukar lantaran terjadinya gejolak politik di dalam negeri. Ketika beberapa perhitungan cepat mengeluarkan hasil hitung sementara yang memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin gejolak mulai terasa.
Aksi demo berkali-kali dilakukan oleh pendukung kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Puncaknya terjadi pada 22 Mei 2019 saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasil resmi Pemilu 2019.
Di bulan-bulan berikutnya ketegangan lambat laun mereda. Meski masih banyak gesekan di media sosial, nilai tukar rupiah kembali membaik.
Seperti Roller Coaster
Di Juni 2019, dolar AS berangsur menjinak dan menyentuh level Rp 14.300-an lagi. Kondisi positif itu berlanjut hingga bulan-bulan berikutnya.
Di Juli 2019 Rupiah meninggalkan level Rp 14.000-an. Bahkan pada 15 Juli 2019 dolar AS sudah berada di level Rp 13.920.
Tapi kondisi global yang juga semakin tak menentu membuat mata uang dunia bergejolak. Penyebab utamanya adalah perang dagang antara AS dan China yang tak kunjung menemukan titik temu.
Di Agustus 2019 dolar AS kembali menguat. Pada 13 Agustus 2019 rupiah melemah hingga posisi Rp 14.325 per dolar AS.
Sejak saat itu, nilai tukar Rupiah naik-turun seperti roller coaster. Untungnya pergerakannya cenderung membaik.
Sempat menguat tinggalkan level Rp 14.000-an, kemudian kembali lagi ke level Rp 14.200-an. Hingga posisi terakhir pada 23 Desember 2019 dolar AS sudah berada di level Rp 13.979.
Simak Video "Video Ketua MPR soal Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu Per USD: Momentum Tingkatkan Ekspor"
[Gambas:Video 20detik]