Plt Direktur Utama BRI Agro, Ebeneser Girsang mengatakan, sejak diluncurkan, Pinang menunjukkan tren yang positif yaitu dengan pertumbuhan rata-rata per bulan sebesar 80% secara month on month (mom). Pinang bahkan sempat mencapai pertumbuhan yang signifikan sebesar 241% (mom) pada Juli 2019.
"Pencapaian tersebut dikarenakan semakin meningkatnya antusiasme dan penerimaan masyarakat terhadap Pinang seiring dengan peningkatan layanan yang terus dilakukan BRI Agro dari sisi teknis maupun fitur Pinang," kata Ebeneser dalam keterangan tertulis, Jumat (27/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ebeneser, pertumbuhan penyaluran pinjaman Pinang yang tinggi tersebut diikuti dengan kualitas pinjaman yang sangat baik. Hal tersebut tercermin dalam rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) Pinang yang masih di posisi 0%.
"Hingga saat ini rasio NPL Pinang masih 0% dengan demikian hal ini membuktikan bahwa prinsip penyaluran kredit diterapkan penuh dengan kehatiΒ-hatian dan memperhitungkan faktor risiko," jelasnya.
Dia pun optimis penyaluran pinjaman Pinang dapat mencapai target sebesar Rp 30 miliar hingga akhir tahun ini. Adapun nasabah Pinang saat ini bersumber dari per usahaan yang telah bekerja sama maupun open payroll dengan BRI Agro dan BRI.
"Secara keseluruhan, kehadiran Pinang adalah sebuah inovasi segar dalam dunia digitalisasi perbankan, khususnya sektor financial technology (fintech) yang berupa pinjaman online. Tidak hanya kemudahan, namun kenyamanan serta keamanan pun akan membuat aktivitas peminjaman keuangan para nasabah semakin tenang," ujarnya.
Selain kinerja yang moncer, di usianya yang belum satu tahun Pinang juga telah dianugerahi penghargaan. Salah satunya penghargaan IT Works Top Digital Awards 2019 dari IT Works untuk kategori kategori Top Implementation 2019 On Bank Sector dan Top Digital 2019 On Lending Apps. Melalui tahap penjurian, BRI Agro menjadi salah satu pemenang untuk menerima penghargaan.
"Penghargaan ini diberikan kepada BRI Agro karena Pinang merupakan apps yang sangat inovatif yang diluncurkan oleh perbankan. Di mana BRI Agro cukup agresif dalam memasarkan Pinang dan telah 215 perusahaan yang berkerja sama dalam payroll sehingga dapat memanfaatkan fasilitas Pinang," kata dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini Pinang juga sudah terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan berstatus terdaftar, selain memberikan keamanan karena sudah diawasi, juga tidak menimbulkan rasa khawatir seperti yang dilakukan oleh fintech ilegal yang sering melakukan pencurian data dan mengakibatkan kerugian.
"Aplikasi Pinang diharapkan dapat menjadi produk digital lending pilihan masyarakat, di antara sekian banyak produk fintech lain karena keunggulan pada kecepatan pencairan, keamanan data konsumen, dan bebas dari biaya admin dan biaya tambahan lain," ungkapnya.
Seperti diketahui, Pinang merupakan produk pinjaman digital berbasis aplikasi pertama di Indonesia yang dirilis pada Februari 2019. Aplikasi yang tersedia di platform Android ini menyediakan pilihan pinjaman dengan angsuran ringan untuk nasabah yang payroll gaji dilakukan di BRI dan BRI Agro. Pinjaman dengan menggunakan Pinang memiliki limit pinjaman mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 20 juta. Tenor pun mulai dari satu hingga dua belas bulan.
"Aplikasi Pinang sudah fully digital dan dilengkapi sistem digital verification, digital scoring, dan digital signature. Beberapa keunggulan dibandingkan produk lain inilah yang membuat Pinang nyaman, aman dan mudah dioperasikan serta telah di-download lebih dari 184.000 users di Play Store," tukasnya.
(akn/hns)