Daftar Saham Gorengan yang Bikin Jiwasraya Jatuh Tertimpa Tangga

Daftar Saham Gorengan yang Bikin Jiwasraya Jatuh Tertimpa Tangga

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Sabtu, 28 Des 2019 11:30 WIB
Kantor pusat Jiwasraya/Foto: Rengga Sancaya/detikcom
Jakarta - PT Asuransi Jiwasraya (Persero) menderita kerugian besar gara-gara investasi saham kualitas rendah alias 'gorengan'. Hal itu membuat nilai investasi saham perusahaan turun drastis.

Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko menjelaskan, nilai investasi saham Jiwasraya per 26 Desember 2019 sekitar Rp 1,4 triliun. Kemudian, investasi reksa dana saham sebesar Rp 4 triliun.

Padahal, saham dan reksa dana saham yang diperoleh pada kisaran tahun 2014 hingga 2017 masing-masing Rp 5,6 triliun dan Rp 12,7 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sahamnya Rp 1,4 triliun, reksa dana saham tinggal Rp 4 triliun," katanya di Kawasan Jakarta Selatan, Jumat kemarin (27/12/2019).

Sementara itu, berdasarkan sumber detikcom, ada sejumlah saham gorengan yang membuat Jiwasraya merugi. Saham-saham gorengan yang dimiliki Jiwasraya kini telah menjadi aset dasar (underlying) investasi reksa dana alias tidak investasi saham langsung.

Beberapa saham itu di antaranya PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR), PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP), PT Graha Andrasentra Propertindo Tbk (JGLE), PT Pool Advista Finance Tbk (POLA) dan PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM).

Sementara investasi saham di perusahaan top cuma sedikit. Langsung klik ke halaman selanjutnya



Investasi Saham di Perusahaan Top Cuma 5%

Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko memaparkan, penempatan investasi yang tidak hati-hati (reckless) menjadi sebab Jiwasraya mengalami gagal bayar polis.Dia menyebut, dari sebanyak 22,4% atau setara Rp 5,7 triliun aset finansial, hanya sebanyak 5% yang ditempatkan pada saham LQ45 atau 45 saham unggulan di bursa. Sisanya, ditempatkan pada saham-saham yang berisiko tinggi.

"Investasinya Anda lihat, faktanya 22,4% atau Rp 5,7 triliun dari aset finansial itu hanya 5% dalam LQ45," katanya.

"Anda bayangkan risiko portofolio investasi. Kalau Anda menitipkan uang Anda, kemudian dipakai high risk deg-deg-an," tambahnya.

Kemudian, aset finansial reksa dana sebesar 55,1% atau setara Rp 14,9 triliun, hanya sebagian kecil yang dikelola oleh manajer investasi yang baik.

"Reksa dana dalam 55,1% atau Rp 14,9 triliun di mana hanya 2% yang dikelola oleh top tier manajer investasi di Indonesia. Dari sini mari kita nilai sendiri potret risikonya kaya apa," ungkapnya.

Hide Ads