Plus-Minus Munculnya Ojol Rusia Penantang Grab-Gojek

Plus-Minus Munculnya Ojol Rusia Penantang Grab-Gojek

Anisa Indraini - detikFinance
Senin, 30 Des 2019 06:30 WIB
Plus-Minus Munculnya Ojol Rusia Penantang Grab-Gojek. Foto: Dok. Maxim
Jakarta - Belakangan ini ojek online (ojol) tengah digegerkan oleh kemunculan Maxim. Pasalnya, mereka menerapkan tarif di bawah ketentuan yang sudah ditetapkan Kementerian Perhubungan sebagai regulator.

Namun sebetulnya, Maxim sudah ada sejak 2003. Namun dulunya hanya sebuah layanan aplikasi taksi di kota Chardinsk yang terletak di Pegunungan Ural, Rusia.

Di Indonesia sendiri, Maxim membuka cabang pada 2018 lalu. Perusahaannya semakin melebarkan sayap dengan tidak hanya menjadi perusahaan transportasi online yang fokus ke taksi, melainkan juga jenis layanan angkutan lain seperti ojek atau mobil pada umumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas, apa untung yang didapat dari keberadaan ojol baru pesaing Gojek-Grab seperti Maxim di Indonesia?

Kini Maxim berencana ekspansi ke tiga kota baru, setelah beroperasi di 17 kota di Indonesia. Saat ini 'si kuning' tersebut telah beroperasi di Jakarta, Pekanbaru, Batam, Surakarta, Samarinda, Banjarmasin, dan Balikpapan. Selain Indonesia, Maxim juga sudah ada di Malaysia dan berencana masuk Vietnam.

"Jakarta memang kota pertama yang kami kembangkan, dan masih ada tiga kota lainnya yang akan kami kembangkan," kata Development Manager Maxim Indonesia Imam Mutamad.

Imam mengatakan, Maxim akan memperluas layanannya terutama di daerah-daerah. Menurutnya, masih ada 50 juta orang yang belum terlayani layanan ride hailing. Di daerah selain Jakarta juga dinilai memiliki peluang yang besar, terutama yang belum maksimal tergarap sebelumnya.

Ia pun menegaskan pihaknya tidak akan masuk ke bisnis pengantaran makanan atau lifestyle seperti kompetitornya.

"Fokus kami transportasi, kami sudah ada beberapa kota di Surakarta dan Yogyakarta kami ada delivery logistik, dan kami ada pick up, mobil box juga," ujar Imam.

Jadi siapa yang akan diuntungkan?

Plus-Minus Munculnya Ojol Rusia Penantang Grab-Gojek


Keuntungan Banyak Ojol di RI

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, kemunculan Maxim menguntungkan lantaran mampu menyerap banyak tenaga kerja di Indonesia.

"Di satu sisi diuntungkan karena banyak tenaga kerja terserap," ujar Heri saat dihubungi detikcom, Minggu (29/12/2019).

Heri tidak menampik sejak adanya platform digital berbasis transportasi online memang mampu menyerap tenaga kerja untuk menjadi pengemudi.

Namun begitu, ia mengatakan tenaga kerja yang banyak terserap di sini ialah untuk seseorang yang memiliki skill menengah ke bawah.

"Tenaga kerja banyak yang terserap, cuma mohon maaf ya kan itu rider, yang skill-nya menengah ke bawah," ungkap Heri.

Selain itu, keuntungan lain adanya Maxim akan menambah pilihan bagi konsumen pelanggan transportasi online. Mereka bisa banyak pilihan untuk menentukan mana yang lebih menguntungkan untuknya.

Bisa membuka lapangan kerja?

Ojol Baru Bisa Serap Tenaga Kerja, Tapi...

Di satu sisi, Indonesia diuntungkan dengan kemunculan ojol baru seperti Maxim lantaran bisa menyerap banyak tenaga kerja. Namun di sisi lain, kemunculannya membuat tenaga kerja di Indonesia tidak meningkat.

"Di satu sisi diuntungkan sementara karena banyak tenaga kerja terserap. Tapi kalau selamanya seperti ini ya selamanya tenaga kerja kita akan sulit untuk naik ke tahap yang lebih tinggi," ujar Heri.

Menurutnya, adanya ojol Maxim hanya mampu menyerap tenaga kerja untuk seseorang dengan skill menengah ke bawah. Dalam jangka waktu panjang juga kesejahteraannya tidak akan meningkat, karena pendapatannya tergantung pada orderan.

"Jadi rider yang sudah ada sekarang dia 5-10 tahun akan gitu-gitu saja. Paling untuk biaya hidup setiap hari tapi kesejahteraan dia sulit untuk meningkat. Dia tergantung pasar, tergantung orderan dari aplikasi. Nah akhirnya dia 5-10 tahun nggak akan jadi manajer," ungkapnya.

Untuk itu, pemerintah diminta agar bisa menarik investor yang mampu menyerap tenaga kerja tidak hanya untuk menengah ke bawah, melainkan juga untuk menengah ke atas yang memiliki skill tinggi.

Heri mengatakan, pemenang persaingan transportasi online ditentukan oleh konsumen itu sendiri.

"Pemenangnya itu nanti pasar yang akan menentukan persaingan di lapangan," kata Heri.


Untuk memenangkan persaingan, pemain harus bisa berinovasi dan menciptakan kreatifitas agar bisa menarik hati konsumen. Siapa yang paling bisa memanjakan konsumen, dia lah pemenangnya.

"Yang jelas untuk memenangkan persaingan dibutuhkan yang namanya kemampuan inovasi yang dinamis, sehingga hal itu membuat kemudahan bagi konsumen. Kalau tidak mampu inovasi, nggak bisa ngambil hati konsumen ya lama-lama akan hilang sendiri cuma numpang lewat doang," ujarnya.

Selain itu, dibutuhkan modal yang besar untuk bisa bersaing.

"Karena kita tahu bahwa industri ini juga mereka memberikan semacam stimulus kepada konsumen agar mau menggunakan platform digitalnya dan ini yang diperlukan bagi investor modal yang besar," ungkapnya.


Hide Ads