Dia terpaksa mengungsi ke salah satu gereja dekat rumahnya karena tempat tinggalnya mati listrik puluhan jam.
"Listrik mati semua, dari jam 4 pagi (kemarin) sampai sekarang," kata Iwan saat dihubungi detikcom, Jakarta, Kamis (2/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan menceritakan rumah yang berlokasi di Pondok Pekayon Indah, Bekasi Selatan ini tidak banjir namun terkena dampak pemadaman listrik. Dirinya memutuskan mengungsi pun dikarenakan untuk menyelamatkan istri dan kedua anaknya yang masih kecil.
"Kalau saya nggak masalah, karena ada anak 2 balita, saya ngungsi di gereja," jelas dia.
Menurut dia, gereja yang ditempati keluarganya ini juga menampung sejumlah masyarakat yang terkena pemadaman listrik. Di sana, masyarakat bisa menikmati listrik dan air bersih.
Sebelum mengungsi, Iwan mengaku sudah menghabiskan air sekitar delapan galon. Dia beli ke salah satu tempat dengan harga Rp 5.000 per galon. Dirinya pun mengaku sudah menghubungi PLN namun hasilnya masih nihil.
"Dampak pemadaman listrik bikin sengsara, Kita sudah telpon, ada respon, tapi nggak dapet apa-apa karena gardunya terendam. Jadi kita ngerti juga," ungkap dia.
(hek/dna)