"Ya tentunya kan kita sudah tahu ya semua paparan pemerintah solusi mengatasi kemacetan seperti apa. Tinggal implementasinya harus berjalan efektif. Ya kayak diperbanyak transportasi massal yang aman dan nyaman," kata Ekonom Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus saat dihubungi detikcom, Jumat (10/1/2020).
Jadi selain membatasi kendaraan pribadi dengan kebijakan yang dikeluarkan, pemerintah pun harus memastikan keandalan transportasi umum di Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara saat ini menurutnya transportasi umum yang ada belum begitu memadai sehingga orang masih ragu untuk meninggalkan kendaraan pribadinya.
"Kan transportasi massalnya kan, masih terbatas, masih sedikit, MRT cuma satu jalur, busway juga banyak yang berhimpitan dengan jalur kendaraan pribadi kan, kereta sudah cukup membantu cuma mungkin ya kan tahu sendiri kapasitasnya kalau jam-jam umum itu gimana (desak-desakan) iya," tambahnya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengungkapkan kerugian yang diakibatkan kemacetan mencapai Rp 100 triliun.
"Angka itu dikoreksi oleh Pak Wakil Presiden (Jusuf Kalla) dan kami juga angkanya sama, yaitu Rp 100 triliun, bukan Rp 65 triliun lagi, lebih besar," ucap Anies kepada wartawan di Balai Kota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (9/1/2019).
Baca juga: Jurus Anies Hadapi Cuaca Ekstrem di DKI |
(toy/ang)