Untuk mengantisipasi dampak hujan ekstrem hingga banjir, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pemprov DKI sudah siaga mengoptimalisasi pompa-pompa air di titik rawan banjir.
"Insyaallah semuanya disiagakan, bahkan kita audit khusus untuk persiapan rumah-rumah pompa, pompanya dan petugasnya," kata Anies di gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (10/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak Kamis pagi Pemprov sudah mengerahkan pompa-pompa bergerak atau mobile pump untuk stand by di kawasan utara Jakarta," imbuh Anies.
Ia menerangkan, saat ini Pemprov memiliki 478 pompa untuk menanggulangi arus air yang tinggi. Namun tak semua pompa tersebut akan difungsikan.
"Apakah semuanya difungsikan? Tentu tidak, karena ada siklusnya mana yang dipakai mana yang tidak. Apakah ada yang dalam maintenance? Ya ada. Jadi tidak mungkin tanpa ada yang sedang dalam maintenance, tanpa ada yang ada diistirahatkan," paparnya.
Mengenai fasilitas penangkal banjir lainnya, seperti normalisasi Sungai Ciliwung, Anies enggan menjawab. Ia bergegas meninggalkan gedung Kementerian BUMN.
Sebagai informasi, proyek normalisasi ini mandek sejak 2018 karena masih ada lahan yang belum dibebaskan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Setidaknya ada 17,5 km bantaran kali yang belum dinormalisasi.
(eds/eds)