Jakarta - Sejak kasus gagal bayar PT Asuransi Jiwasraya (Persero) bergulir, pembicaraan soal saham gorengan semakin marak. Memang banyak dugaan bahwa saham gorengan yang membuat keuangan Jiwasraya berantakan.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku wasit pasar modal Indonesia mengakui adanya saham gorengan. Meskipun itu hanya istilah yang muncul dari publik pasar modal sendiri.
"Saham gorengan ini adalah itu istilah publik. Sebenarnya menuju pada saham yang memiliki volatilitas tinggi dan tidak didukung fundamental dan informasi yang memadai," kata Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Sihar Manulang di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (10/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah saham memiliki volatilitas hampir pasti dipengaruhi fundamental perusahaannya dan adanya informasi mengenai perusahaan. Sebaliknya saham gorengan tiba-tiba bergerak liar tanpa adanya informasi atau bahkan fundamental yang buruk.
Lantas seperti apa saham gorengan? Bagaimana mengenalinya? Lalu apa dampaknya buat pasar modal RI? klik halaman-halaman selanjutnya
Cara Kenali Saham Gorengan
Ada cara untuk mengidentifikasi saham gorengan. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan saham gorengan biasanya bergerak begitu lincah, padahal fundamental perusahaannya tidak menunjang dan tidak ada informasi terkait aksi korporasi yang akan berlangsung.
"Identifikasinya gampang, kita lihat kewajaran kenaikan harga terhadap fundamentalnya. Kalau ada kenaikan harga, tapi ternyata ada laporan bahwa ke depan kemudian akan melakukan a, b, c, d sehingga mendukung kenaikan harga," terang Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widito Widodo di gedung BEI, Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI, Kristian Sihar Manulang menambahkan, BEI juga melakukan tugasnya untuk memberikan informasi kepada investor agar aman dalam melakukan transaksi saham. Ada beberapa hal yang dilakukan BEI dari sisi pengawasan.
"Misalnya kami melakukan klarifikasi atau informasi kepada mereka kalau ada pergerakan luar biasa kalau harganya tetap bergerak kita hearing kemudian UMA," tambahnya.
BEI sendiri akan memanggil manajemen perusahaan jika sahamnya bergerak tak wajar. Tujuannya untuk menanyakan apakah ada aksi korporasi yang akan dilakukan sehingga membuat sahamnya bergerak liar.
Kemudian jika masih bergerak liar lagi BEI akan menjatuhkan status unusual market activity (UMA) atau saham yang bergerak di luar kewajaran. Biasanya status UMA diberikan kepada saham-saham yang bergerak terus menurus menyentuh batas atas atau bawah hingga terkena auto reject.
"UMA ini kadang disalahartikan. Sebagian pihak menilai it's time to buy. Itu oke-oke saja. Tapi sebenarnya (UMA) ini kesempatan investor berpikir dulu. Karena diinformasikan bahwa ini tidak wajar," tambahnya.
Jika setelah terkena UMA, saham itu terus bergerak liar, maka BEI langsung membekukan perdagangan saham tersebut sementara waktu atau suspensi. Manajemen perusahaan juga diminta untuk melakukan public exposes insidentil untuk menjelaskan fundamental perusahaan.
BEI juga terus meminta manajemen perusahaan yang sahamnya tercatat untuk memberikan informasi melalui website IDX. Diharapkan seluruh rangkaian itu bisa memberikan informasi kepada para investor dalam menentukan investasi agar tak menjadi korban saham gorengan.
"Meski begitu keputusan investasi itu preferensi dari investor," tutup Kristian.
BEI deteksi Ada 41 saham gorengan. Klik halaman selanjutnya
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widito Widodo menambahkan, BEI sudah melakukan identifikasi terhadap saham yang diduga saham gorengan. Setidaknya ada 41 saham yang disinyalir merupakan saham gorengan.
"Kami identifikasi saham gorengan ada 41 yang kami identifikasi," ujarnya.
Meski begitu, 41 perusahaan itu menurut Laksono merupakan saham recehan. Sebab total kontribusi secara nilai terhadap transaksi harian hanya 8,3%.
"Kontribusi mereka terhadap volume transaksi besar, tapi secara value kecil cuma 8,3% dari 2019 total kumulatif full year.
Sayangnya Laksono merahasiakan nama-nama saham yang diduga gorengan itu. Sebab BEI sendiri juga baru tahap identifikasi.
"Untuk menghormati asas praduga tak bersalah kami tidak ada sebutkan," tegasnya.
Nama baik pasar modal Indonesia dipertaruhkan. Klik halaman selanjutnya
Seiring dengan ramai perbincangan saham gorengan, tentu menjadi hal yang tidak baik bagi citra pasar modal Indonesia. Lalu apakah akan mempengaruhi psikologis pelaku pasar?
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Laksono Widito Widodo meyakini, ramainya pemberitaan tentang saham gorengan tidak akan mempengaruhi investor asing dalam berinvestasi di pasar modal Indonesia.
"Kalau ditanyai memang sentimennya negatif, tapi apakah berpengaruh terhadap investor asing, saya rasa tidak," ujarnya.
Menurut Laksono investor asing yang memiliki dana besar lebih tertarik pada saham-saham blue chip alias saham paling mentereng di pasar modal. Biasanya saham-saham yang dipilih saham paling likuid di indeks LQ45.
"Pengalaman saya saat jadi broker sangat berbeda. Memang mereka (investor asing) nanya apa si yang diributkan. Kami broker menjelaskan, tapi tidak berpengaruh. Mereka lebih berdampak kejadian saat ini dunia sedang risk of seperti di Timur Tengah, lalu berita ekonomi RI dan berita politik," tambahnya.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia juga menambahkan, isu goreng saham juga tidak mempengaruhi dari perusahaan-perusahaan yang baru punya niat mencatatkan sahamnya di pasar modal. Apalagi belakangan ini lebih banyak perusahaan kecil yang melakukan IPO. Sedangkan saham gorengan identik dengan saham-saham kecil.
Nyoman menjelaskan, dari awal tahun saja sudah ada 3 perusahaan yang melakukan pencatatan saham perdana. Saat ini di pipeline pun masih ada 27 perusahaan yang siap mencatatkan sahamnya di tahun ini.
"Ada 27 di pipeline itu tersebar dari sektor yang menarik, sektornya menyebar merata. kalau dilihat dari data historis kita masih sangat percaya diri bahwa kejadian yang berhubungan dengan investor behavior. Ya harapan kami tidak berdampak," ujarnya.
Simak Video "Video: BEI Kaji Rencana Pemangkasan Jumlah Satuan Lot Saham"
[Gambas:Video 20detik]