Salah satunya terjadi di Solo, bahkan kantor Dishub Surakarta hingga kantor Maxim di Solo digerebek para driver ojol. Kemenhub sendiri mengklaim Maxim sudah menyesuaikan tarif berpatokan dengan aturan yang berlaku.
Namun, ternyata penyesuaian itu hanya berlaku di Solo. Driver ojol di Lampung masih mengeluhkan tarif Maxim yang berada di bawah aturan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Miftahul pihaknya sudah meneriakkan ketidak adilan tarif Maxim sebelum masalah ramai terjadi di Solo.
"Padahal kita duluan ini yang berisik soal Maxim di Lampung. Cuma ini rusuhnya di Solo duluan jadi langsung dapat perhatian," kata Miftahul.
Miftahul mengatakan tarif yang terlampau murah yang ditawarkan Maxim mengganggu kondusifitas para driver lain dalam mencari penumpang. "Ini begitu ada Maxim tarifnya nggak jelas, ini merusak kondusifitas kami," ungkapnya.
Baca juga: Mengenal Ojol Maxim, Penantang Gojek-Grab |
Dia meminta Kemenhub untuk turun tangan ke dalam masalah ini. Dia mengingatkan jangan sampai terjadi kerusuhan seperti yang terjadi di Solo baru Kemenhub turun tangan.
"Maka jangan sampai ada kerusuhan di sini, jangan sampai kayak di Solo ini rusuh dulu baru ada penanganan," kata Miftahul.
(dna/dna)