Kasus Tarif Ojol Kelewat Murah Masih Terjadi, Kini di Lampung

Kasus Tarif Ojol Kelewat Murah Masih Terjadi, Kini di Lampung

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 15 Jan 2020 16:50 WIB
Foto: Dok. Maxim
Jakarta - Maxim, menjadi salah satu aplikator penyedia jasa ojek online pendatang baru di Indonesia. Namun, kehadiran aplikator asal Rusia ini justru menimbulkan kontroversi karena mematok tarif di bawah aturan yang berlaku.

Salah satunya terjadi di Solo, bahkan kantor Dishub Surakarta hingga kantor Maxim di Solo digerebek para driver ojol. Kemenhub sendiri mengklaim Maxim sudah menyesuaikan tarif berpatokan dengan aturan yang berlaku.

Namun, ternyata penyesuaian itu hanya berlaku di Solo. Driver ojol di Lampung masih mengeluhkan tarif Maxim yang berada di bawah aturan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah ini harus perhatian sama aplikator yang masih nakal mainan sama tarif. Ini masih ada di Maxim di Lampung kasusnya sama kayak di Solo, mereka tarifnya di bawah ketentuan Kemenhub," ungkap Ketua Umum Gaspool Lampung Miftahul Huda kepada detikcom, ditemui saat aksi ojek online di Jakarta, Rabu (15/1/2020).


Menurut Miftahul pihaknya sudah meneriakkan ketidak adilan tarif Maxim sebelum masalah ramai terjadi di Solo.

"Padahal kita duluan ini yang berisik soal Maxim di Lampung. Cuma ini rusuhnya di Solo duluan jadi langsung dapat perhatian," kata Miftahul.

Miftahul mengatakan tarif yang terlampau murah yang ditawarkan Maxim mengganggu kondusifitas para driver lain dalam mencari penumpang. "Ini begitu ada Maxim tarifnya nggak jelas, ini merusak kondusifitas kami," ungkapnya.


Dia meminta Kemenhub untuk turun tangan ke dalam masalah ini. Dia mengingatkan jangan sampai terjadi kerusuhan seperti yang terjadi di Solo baru Kemenhub turun tangan.

"Maka jangan sampai ada kerusuhan di sini, jangan sampai kayak di Solo ini rusuh dulu baru ada penanganan," kata Miftahul.


(dna/dna)

Hide Ads