Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan dari sisi domestik perekonomian Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Kondisi ekspor yang meningkat, neraca pembayaran diprakirakan surplus, nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan didorong oleh aliran modal asing yang masuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rupiah Keok, Dolar AS Pagi Ini Rp 13.659 |
Kemudian Bank Indonesia (BI) sudah melakukan kebijakan moneter seperti penurunan bunga acuan sebanyak 4 kali atau 100 bps selama setahun. Penguatan kebijakan makroprudensial seperti pelonggaran rasio intermediasi, loan to value hingga finance to value.
Sementara itu di bidang fiskal APBN 2019 melalui fungsi countercyclical berhasil menjaga momentum pertumbuhan dan stabilitas makroekonomi.
Sri Mulyani menjelaskan imbal hasil surat berharga negara yang menurun sebagai dampak perbaikan credit rating dan meningkatnya kepercayaan pasar.
"Kualitas belanja terus diperbaiki untuk menunjang pembangunan infrastruktur, memperkuat program perlindungan sosial dan meningkatkan kualitas SDM," jelasnya.
Baca juga: Menguat Lagi, IHSG Dibuka ke 6.248 Pagi Ini |
Dari sisi jasa keuangan pertumbuhan kredit sepanjang 2019 tercatat 6,08%, dana pihak ketiga (DPK) 6,54%.
Kemudian terjadi tren penurunan bunga penjaminan simpanan oleh LPS menjadi 6,25% untuk simpanan rupiah di bank umum dan 8,75% untuk rupiah di BPR.
(kil/zlf)