Virus corona asal China yang merebak akhir-akhir ini membuat dunia cemas. Penyebaran virus tak hanya membuat orang sakit hingga meninggal, tapi ekonomi juga bisa sengsara.
Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, virus corona berdampak berbahaya bagi perekonomian Indonesia. Virus ini bisa mengganggu beberapa sektor perekonomian.
"Dampaknya (corona) cukup berbahaya menurut saya buat perekonomian Indonesia dan ada beberapa jalur transmisi," kata Bhima kepada detikcom, Jumat (24/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, virus corona dapat mengganggu perekonomian di sektor pariwisata. Bhima katakan, virus corona bisa membuat jumlah wisatawan di tahun 2020 makin menurun. Terutama jumlah wisatawan yang berasal dari China.
"Sepanjang tahun 2019 kan jumlah wisatawan itu pertumbuhannya melambat. Jadi tahun 2020 apalagi dengan adanya virus corona ini bisa makin melambat lagi nih, makin suram sektor pariwisata kita karena kita mengandalkan jumlah wisatawan terbesar itu dari China," terangnya.
Dengan adanya penurunan di sektor pariwisata, otomatis di bawah sektor tersebut mulai dari restoran, hotel, hingga toko oleh-oleh, juga akan ikut berdampak.
Kemudian dari sisi perdagangan, Bhima mengatakan adanya virus corona akan mengganggu percepatan perdagangan Indonesia-China.
"Akhirnya terhambat. Inspeksinya mesti dilakukan lebih tepat lagi khususnya barang-barang yang berkaitan dengan impor makanan dan minuman atau pangan. Kalau ada kandungan hewannya kan berarti kita harus melakukan inspeksi lebih ketat lagi," jelasnya.
Terakhir akan sangat mengganggu sektor keuangan. Bhima mengatakan, virus corona bisa membuat para investor berpikir ulang untuk berinvestasi di negara Asia lantaran berisiko besar.
"Belajar dari virus sars, flu burung, maka wilayah yang terdampak ini wilayah Asia. Jadi ini yang mengganggu stabilitas sektor keuangan juga jadi harus diwaspadai," kata Bhima.
(zlf/zlf)