Jabodetabek Masih Berpotensi Banjir, Pasokan Air Bersih Aman?

Jabodetabek Masih Berpotensi Banjir, Pasokan Air Bersih Aman?

Trio Hamdani - detikFinance
Minggu, 26 Jan 2020 14:43 WIB
Foto: Dony Indra Ramadhan
Jakarta -

BMKG memprediksi puncak musim hujan tahun ini terjadi pada Februari-Maret. Banjir pun masih berpotensi terjadi sepanjang musim hujan. Oleh karenanya ketersediaan air bersih amat penting ketika terjadi banjir.

Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan bahwa pemerintah memastikan tersedianya pasokan air bersih untuk wilayah-wilayah yang terdampak banjir.

"Di mana-mana kita bantu. Kemarin yang waktu banjir pertama yang awal Januari juga kita patroli air bersih, mendukung air bersih. Saya ingat kok, di Kampung Makassar, Bekasi, Kemang Pratama, kemudian di daerah Ciledug," kata dia saat dihubungi detikcom, Minggu (26/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat banjir memang banyak wilayah yang kesulitan mendapatkan air bersih. Menurut Danis itu disebabkan matinya mesin air karena dipadamkannya listrik.

"Misalnya akibat banjir ini ada pengungsian, butuh air bersih, kita bantu lah misalnya karena air bersihnya mati, listrik (padam) kan," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Sebagai informasi, wilayah terdampak banjir paling luas di Ibu kota adalah Jakarta Timur. Ada 63 dari 65 Kelurahan di wilayah tersebut yang tergenang. Bahkan di Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar, ketinggian air mencapai 4 meter.

Pada kesempatan terpisah, Walikota Jakarta Timur M Anwar meminta agar warga dan seluruh jajarannya tetap waspada mengingat musim hujan belum berakhir.

"Kita harus tetap waspada. Koordinasi dengan seluruh jajaran harus senantiasa ditingkatkan," Kata Anwar ditulis Minggu (26/1/2020).

Pasca banjir 1 Januari lalu, salah satu kebutuhan warga Jakarta Timur yang sangat mendesak adalah air bersih. Hal ini terjadi karena pasokan air dari PT Aetra Air Jakarta (Aetra) sempat terhenti, akibat pemadaman aliran listrik pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran-Jl Raya Kalimalang-Jakarta Timur, dan teredamnya IPA Buaran.

Pemkot Jakarta Timur telah membentuk Satgas Banjir yang terdiri dari SKPD PAM Jaya bekerja sama dengan PT Aetra Air Jakarta (Aetra).

Satgas ini dibentuk untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan air bersih. Titik-titik yang menjadi prioritas adalah wilayah padat penduduk, pemukiman kumuh, dan rumah sakit terdampak banjir.

Setidaknya ada 17 lokasi, terdiri dari rumah sakit dan posko pengungsian yang jadi sasaran penyaluran air bersih di Jakarta Timur. Rumah sakit jadi prioritas penyaluran air bersih karena alasan emergency dan kemanusiaan. Di kawasan Jakarta Timur, ada 4 rumah sakit seperti RS Pondok Kopi dan RS Cijantung yang mendapat suplai air bersih.




(toy/zlf)

Hide Ads