Pemerintah meluncurkan lagi Surat Utang Negara (SUN) ritel berbasis online (e-SBN) dengan nama SBR009. Produk SUN perdana di 2020 ini memiliki kupon atau bunga berjenis mengambang dengan batasan tingkat kupon minimal (floating with floor).
"Kami juga ingin membuka pintu kepada investor ritel, kepada rakyat untuk bisa berpartisipasi maka kita terbitkan SBN ritel, saat ini SBR009," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Luky Alfirman di Urban Garage, Jakarta, Rabu (29/1/2020).
Adapun besaran kupon SBR009 ini mengacu mengacu pada suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI 7 days reverse repo rate sebesar 5%, dengan spread tetap 1,3%. Artinya kupon yang diberikan sebesar 6,3%.
Level 6,3% juga menjadi batasan kupon minimal. Itu artinya meskipun BI menurunkan suku bunga acuannya, kupon SBR009 tetap di 6,3%. Namun jika BI menaikkan suku bunga acuan, kupon SBR009 akan ikut naik.
"Ratenya 6,3%, tapi kita bilangnya floating rate. Acuannya suku bunga BI. Kalau BI Rate-nya turun, kita nggak akan turun, ada floor-nya. Kalau BI rate-nya naik otomatis imbas hasil kita 6,3% akan naik juga," jelas Luky.
Baca juga: 5 Saham Berbau Jiwasraya Dibekukan |
Menurut Luky, instrumen investasi yang diluncurkan pemerintah ini sangat aman, terutama bagi kaum milenial. Selain itu, dengan hanya Rp 1.000.000 saja milenial sudah bisa membeli SBR009 melalui mitra distribusi (midis) yang tersedia, atau pun melalui platform online.
"Jadi sudah aman, investasinya menarik, sangat praktis, dan mudah. Karena bisa dibeli melalui platform online. Nggak perlu datang ke bank atau midis, cukup lewat handphone. Sangat mudah," terang dia.
Kemudian, masa penawaran SBR009 akan berakhir pada tanggal 13 Februari 2020 pukul 10.00 WIB. Penetapan hasil penjualan akan diumumkan pada tanggal 17 Februari 2020, tanggal settlement pemesanan pada 19 Februari 2020, dan jatuh tempo pada 10 Februari 2022 (tenor 2 tahun).
Saat ini, SBR009 bisa dibeli di 24 midis, sebagai berikut:
Bank Umum
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN), PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank OCBC NISP Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank DBS Indonesia, PT Bank HSBC Indonesia, PT Bank UOB Indonesia, PT Bank Commonwealth, PT Bank Danamon Indonesia.
Perusahaan Efek
PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Captile (Tanamduit), PT Nusantara Sejahtera Investama (Invisee).
Fintech Peer-to-Peer Lending
PT Investree Radhika Jaka (Investree) dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).
(eds/eds)