Rencana pembangunan MRT ke Tangerang Selatan kian nyata. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan saat ini proyek tersebut telah masuk dalam Rancangan Induk Transportasi Jakarta (RITJ).
Budi bilang perwujudan proyek tersebut kini hanya soal mencari pendanaan. Untuk itu dia mendorong Pemkot Tangsel mulai menggandeng pihak swasta dalam rangka menyelesaikan masalah pembiayaan.
"RITJ sudah masuk, tapi kita lagi teken tentang pendanaan. Saya harapkan ada KPBU dengan Pemkot Tangsel. Makanya kita set-up rencana itu lebih konkret sehingga investor lebih tertarik," kata Budi di hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Budi bilang butuh dana sekitar Rp 20 triliun untuk menyambungkan MRT ke Tangerang Selatan. Angka tersebut merupakan perkiraan dengan asumsi dana pembangunan MRT per kilometernya Rp 1 triliun.
Budi menyebut biaya pembangunan MRT setiap kilometernya bisa menghabiskan Rp 800 miliar hingga Rp 1 triliun. Adapun sesuai pra-FS, panjang MRT dari Lebak Bulus menuju Rawa Buntu panjangnya mencapai 20 km.
"Kalau jalannya MRT itu kira-kira 1 km menghabiskan Rp 800 miliar sampai Rp 1 triliun. Kalau di Tangerang Selatan ada 20 km panjangnya, ya bisa jadi Rp 20 triliun," ungkap Budi Karya,
Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany mengatakan bahwa proyek pembangunan MRT Tangsel dipastikan akan dilakukan dengan skema KPBU pembiayaannya. Hingga kini pihaknya akan mulai mencari pihak swasta untuk didekati dan bisa bekerja sama membangun MRT Tangsel.
"Kami akan lakukan konsep yang disampaikan pak Menteri soal KPBU, karena begitu besar pembiayaannya. Proses masih panjang. Kan baru pra FS yang dibuat PT MRT dan diberikan ke BPJT. Nanti ada beberapa tahapan untuk ke KPBU," sebut Airin.
(eds/eds)