Kritik Jumlah Turis Borobudur, Anggota DPR: Angkor Wat 10 Kali Lipat

Kritik Jumlah Turis Borobudur, Anggota DPR: Angkor Wat 10 Kali Lipat

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 04 Feb 2020 21:30 WIB
MAGELANG, CENTRAL JAVA, INDONESIA - MAY 10: Tourists at Borobudur temple during celebrations for Vesak Day on May 10, 2017 in Magelang, Central Java, Indonesia. Buddhists in Indonesia celebrate Vesak at the Borobudur temple annually, which makes it the most visited tourist attraction in Indonesia. It is observed during the full moon in May or June, with the ceremony centered at three Buddhist temples by walking from Mendut to Pawon and ending at Borobudur. The stages of life of Buddhisms founder, Gautama Buddha, which are celebrated at Vesak are his birth, enlightenment to Nirvana, and his passing (Parinirvana). (Photo by Ulet Ifansasti/Getty Images)
Candi Borobudur/Foto: (Getty Images)
Jakarta -

Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah sebagai destinasi wisata punya potensi yang besar. Namun, potensi itu dianggap belum maksimal karena minimnya inovasi yang dilakukan.

"Borobudur sebagai situs warisan UNESCO saya pikir punya potensi sangat luar biasa. Tapi saya lihat kurang banyak inovasi yang dilakukan," kata Anggota Komisi VI Fraksi PDI Perjuangan Mufti Anam di ruang rapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, Selasa (4/2/2020).

Bukan tanpa alasan, dia mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan mancanagera ke Candi Borobudur masih minim. Bahkan, jauh jika dibandingkan dengan Angkor Wat di Kamboja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tadi bapak belum menyampaikan data berapa total kunjungan wisatawan mancanegara, yang kami lihat rata-rata 300 ribu, bahkan tahun 2018 hanya 308 ribu. Itu jauh dari angka RKAP 399 ribu," ujarnya.

"Angkor Wat itu total kunjungannya sekitar 2,7 juta, hampir 10 kali lipat dari kunjungan Borobudur, artinya kinerja Borobudur belum optimal dalam hal ini," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Sebab itu, dia mengatakan, perlu inovasi untuk mengelola Borobudur. Menurutnya, Borobudur bisa saja difokuskan untuk wisata rohani.

"Kita perlu fokus ke wisata rohani, misalnya kami muslim ada wisata rohani ke Arab, kita perlu umroh dan sebagainya. Kalau temen-temen agama lain ada yang ke Israel. Kalau perlu studi banding ke Thailand, bagaimana umat Budha ritualisasi," jelasnya.




(ara/ara)

Hide Ads