Perusahaan Induk (holding) Farmasi yang terdiri dari Bio Farma sebagai induk holding, bersama PT Kimia Farma Tbk, dan PT Indonesia Farma (Indofarma) Tbk resmi dibentuk per 31 Januari 2020 lalu.
Dengan terbentuknya holding farmasi itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir langsung memerintah perusahaan farmasi pelat merah itu untuk segera melakukan riset untuk menciptakan vaksin corona.
"Pak Erick mendorong Bio Farma dan kawan-kawan untuk mencarikan atau melakukan riset secepatnya untuk (ciptakan) vaksin, mana tahu kita punya tumbuh-tumbuhan yang bisa dipakai untuk melawan ini (Virus Corona)," ujar Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga saat ditemui di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (4/2/2020).
Tak hanya untuk menciptakan vaksin Corona, pembentukan holding farmasi sendiri memiliki tujuan utama yakni mengurangi impor obat dan alat kesehatan.
Sebab, industri farmasi secara keekonomian dianggap memiliki prospek yang sangat besar. Angka pertumbuhannya bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan ekonomi.
"Industri farmasi ini di dunia ini besarnya US$ 7,6 triliun. Hebatnya lagi pertumbuhan biaya kesehatan negara hampir selalu 2 kali lipat dari pertumbuhan ekonomi negara. Jadi kalau Indonesia pertumbuhan ekonominya 5% maka biaya kesehatan tumbuh 2 kali lipatnya atau 10%. Jadi industri farmasi prospeknya besar sekali," ujar Arya.
Arya mengatakan, dengan adanya sub-hoding farmasi ini maka akan tercipta ketahanan, ketersediaan, keterjangkauan, mutu, dan kesinambungan obat nasional.
Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]