Ada Pipa Transmisi Cirebon-Semarang, BPH Migas: Tumbuhkan Industri

Ada Pipa Transmisi Cirebon-Semarang, BPH Migas: Tumbuhkan Industri

Akfa Nasrulhak - detikFinance
Rabu, 05 Feb 2020 18:20 WIB
BPH Migas
Foto: Akfa Nasrulhak
Jakarta -

Pemerintah akan segera melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) proyek pipa transmisi Cirebon-Semarang. Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa mengatakan ini sejalan dengan visi Presiden Jokowi tahun 2019-2024 dalam upaya percepatan pembangunan infrastruktur agar ketersediaan energi dapat dinikmati oleh semua pihak baik masyarakat kecil maupun industri.

Menurut Fanshurullah, pembangunan infrastruktur gas bumi ini dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi, dengan memperluas infrastruktur gas dalam negeri, diharapkan dapat menurunkan harga gas bumi.

"Kalau ini terbangun, maka pipa ini sudah terhubung semua untuk di Jawa. Mulai dari pipa di Palembang, masuk ke Lampung, terus ke daerah Jawa Barat, Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur. Kalau ini terbangun semua pipanya, maka nanti akan ada industri-industri yang menggunakan gas. Tidak perlu pakai BBM lagi. Apalagi harga gasnya sudah dipatok Perpres 40 Tahun 2016, mesti lebih murah," ujar Fanshurullah dalam konferensi pers di Gedung BPH Migas Jakarta, Rabu (5/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi nanti ini akan punya nilai tambah, pabrik keramik, baja, kaca, itu bisa tumbuh semua. Kalau sudah tumbuh kan bisa menyerap tenaga kerja, setelah itu nilai tambah untuk pengembangan ekonomi," imbuhnya.

Selain itu, lanjut Fanshurullah, secara langsung proyek ini juga sekaligus mendukung program diversifikasi energi dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar bersubsidi untuk beralih ke penggunaan alternatif gas bumi, termasuk bagi rumah tangga. Apalagi, menurutnya cadangan gas bumi di Indonesia sangat berlimpah yang perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin.

ADVERTISEMENT

"Nanti jaringan gas rumah tangga ini di sepanjang Cirebon-Semarang atau sepanjang pipa ini terbangun nanti, bisa menggunakan, bukan dengan LPG lagi. Karena LPG 3 kg itu, subsidinya bisa sampai Rp 70 triliun per tahun dari APBN. Kedua, 60% LPG subsidi itu impor, padahal gas kita berlimpah," jelasnya.

"Jadi ini akan sangat membantu kepada masyarakat sepanjang kawasan pipa ini bisa menggunakan Jargas. Jadi bukan hanya industri, tapi ini juga ke mewujudkan keadilan. Apalagi BPH Migas juga selalu menetapkan harga gas untuk rumah tangga 1 (ekonomi menengah ke bawah) itu di bawah harga LPG 3 kg," imbuhnya.

Lebih lanjut Fanshurullah menambahkan, pembangunan pipa ini juga berkaitan dengan rencana Pemerintah Indonesia yang akan segera menghentikan pasokan gas ke Singapura tepatnya pada tahun 2023 atau 3 tahun mendatang. Di mana saat ini pemerintah mengalirkan sebanyak 300 MMSCFD (juta standar kaki kubik per hari). Penghentian ekspor ini bertujuan untuk memenuhi pasokan dalam negeri.

"Selain itu berkaitan dengan ekspor gas bumi ke Singapura yang tidak akan diperpanjang pada tahun 2023 dan akan dialihkan untuk pemanfaatan gas di dalam negeri, maka pembangunan pipa Cirebon-Semarang ini akan sangat bermanfaat dalam mendukung terintegrasinya pipa gas bumi trans Sumatera dan Jawa. Dan ke depan BPH Migas akan melaksanakan lelang ruas pipa transmisi seperti Ruas Dumai-KEK Seimangke serta Lelang Wilayah Jaringan Distribusi (WJD) yang telah diusulkan oleh Badan Usaha sejumlah 193 wilayah untuk peningkatan pemanfaatan Gas Bumi di Indonesia," pungkasnya.




(akn/hns)

Hide Ads