Beras 'Renceng' Gagasan Buwas Diekspor ke Arab Saudi

Beras 'Renceng' Gagasan Buwas Diekspor ke Arab Saudi

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 06 Feb 2020 08:15 WIB
Dirut Bulog Budi Waseso tunjukkan beras sachet 200 gram
Foto: Puti Aini Yasmin/detikcom
Jakarta -

Perum Bulog akan segera mengekspor beras ke Arab Saudi. Rencananya, beras tersebut diekspor pada pekan depan.

Meski begitu, ekspor beras ini tampaknya bakal berbeda dengan biasanya. Lantaran, beras yang diekspor dalam kemasan kecil alias beras 'renceng'.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, beras yang bakal diekspor sebanyak 8 kontainer. Ekspor ini merupakan tahap awal dan akan dikembangkan selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk awal ini Insyaallah minggu depan kita mau secepatnya karena sudah disiapkan untuk tahap awal ini 8 kontainer, kita tidak tonnya, memang tonnya ada tapi Direktur Komersial. Bentuk kemasan beras renceng karena kebetulan yang diminta Arab Saudi sudah berbentuk jadi, beras renceng," paparnya di DPR, Jakarta, Rabu kemarin (5/2).

Pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan, beras itu dibeli pengusaha. Beras itu nantinya menyasar konsumen masyarakat Indonesia yang menjadi TKI ataupun yang sedang ibadah di Arab.

ADVERTISEMENT

"Yang 250 gram, jadi itu akan digunakan untuk konsumsi di Arab Saudi adalah dari masyarakat Indonesia yang menjadi TKI di sana, termasuk yang melaksanakan ibadah," terangnya.

Meski demikian, pihaknya enggan membeberkan nilai ekspor beras tersebut.

"Bagi saya bukan nilainya tapi kan berarti kita sudah bisa ekspor karena ini justru menguntungkan buat kita harganya sudah sesuai ya kan dengan yang kita harapkan, jadi sudah masuk. Ya harga komersial," tutupnya.

Bagaimana ide beras 'renceng' Muncul?

Beras renceng di Perum Bulog sendiri sudah ada sejak tahun 2018. Beras renceng digagas oleh Buwas yang saat itu belum lama dilantik.

Buwas bilang, adanya beras renceng supaya masyarakat bisa membeli beras dengan harga murah.

"Saya kan buat beras renceng sachetan beras yang isinya 200 gram itu bisa dibeli dengan masyarakat minim dengan harga Rp 2.000 bisa makan dan beras akan tersedia di mana mana," jelas dia di Kantor Bulog, Jakarta, Rabu (9/5/2018) lalu.

Buwas mengatakan, dengan berat 200 gram masyarakat kecil dapat membeli beras sekali porsi makan. Dengan harga yang terjangkau dipastikan masyarakat tidak perlu pusing lagi mengenai harga beras yang dinilai masih mahal.

Saat itu, Buwas juga mengatakan tidak akan mengeluarkan beras curah karena dianggap bisa tidak tepat sasaran.

"Saya tidak akan mengeluarkan beras curah karena itu nanti bisa didistribusikan lagi eceran pembeli dan masyarakat jadi mahal. Saya mungkin nanti juga, ada permainan permainan di lapangan tentang beras itu," paparnya.



Simak Video "Video Wamentan soal Beras Bulog Berkutu: Bisa Jadi Pakan Ternak"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads