Holding BUMN farmasi kini sudah terbentuk, di mana PT Bio Farma menjadi induk usaha bersama anggotanya PT Kimia Farma Tbk dan PT Indonesia Farma (Indofarma) Tbk.
Penetapan Bio Farma sebagai induk holding BUMN farmasi ditandai pasca keluarnya surat persetujuan dari Menteri BUMN mengenai pengalihan seluruh saham seri B milik negara pada Kimia Farma maupun Indofarma ke Bio Farma pada 31 Januari 2020.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengungkapkan pembentukan holding BUMN farmasi diklaim mampu menurunkan harga obat yang saat ini masih tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga mengatakan pembentukan holding BUMN farmasi ini bertujuan untuk memperkuat kemandirian industri farmasi nasional, juga meningkatkan ketersediaan produk dengan menciptakan inovasi bersama dalam penyediaan produk farmasi yang mendukung ekosistem ke depannya.
"Harga murah memang amanah, karena holding dibentuk memang untuk harga obat agar murah karena ada sinergi dari ujung ke ujung dari produsen ke konsumen," kata Honesti saat acara press conference Holding BUMN Farmasi di Jakarta, Rabu (5/2).
Baca juga: Jiwasraya Tak Masuk ke Holding Asuransi |
Salah satu upaya holding BUMN farmasi menurunkan harga obat adalah dengan menekan volume bahan baku impor. Tercatat hingga saat ini 90% bahan baku obat didatangkan dengan impor. Dengan holding ini akan ditekan menjadi 75%.
"Dengan holding kita akan meningkatkan kapasitasnya, dari sisi produk juga akan mendukung keterjangkauan dengan meluncurkan produk baru, lalu efisiensi dengan meningkatkan skala bisnis BUMN farmasi, jadi keberadaan holding ini strategis dukung program pemerintah. Membuat sinergi degan sektor kesehatan nasional," jelasnya.