Jokowi Minta Produksi Drone RI Dipercepat, Anggarannya Bagaimana?

Jokowi Minta Produksi Drone RI Dipercepat, Anggarannya Bagaimana?

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 06 Feb 2020 18:16 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyambangi pameran alutsista di Kementerian Pertahanan (Kemhan), Jakarta, Kamis (23/1/2020). Mereka mengecek sejumlah kendaraan dan senjata perang buatan dalam negeri.
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta produksi massal pesawat tanpa awak alias drone milik RI dipercepat. Awalnya ditargetkan produksi massal pada 2024, lalu diputuskan dipercepat menjadi 2022. Kebutuhan dana pun naik jadi Rp 1,1 triliun.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan untuk tahap awal drone bernama Elang Hitam ini akan diproduksi sebanyak 5 unit sebelum akhirnya diproduksi massal.

"Kita bikin prototipe dulu sampai 5. Mulai 2022 setelah kita punya 5 prototype baru kita produksi dalam jumlah besar. Kan harus prototype dulu untuk memastikan ini sesuai kebutuhan," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Drone untuk keperluan militer ini didesain oleh BPPT, Lapan dan Balitbang Kemenhan. Sementara untuk produksinya akan digarap oleh 2 BUMN, yakni PT DI untuk manufakturnya, dan LEN untuk keperluan senjata, sistem sensor maupun radar. Drone ini nantinya akan diserap oleh TNI dan masuk dalam bagian alutsista.

"Intinya boleh dibilang sama dengan drone yang sekarang dimiliki TNI dari luar, tapi dengan harga dan teknologi dalam negeri. Karena kalau senjata kalau teknologinya tergantung luar negeri, istilahnya kita mau ngapain saja lawan sudah tahu," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Bambang menerangkan, awalnya taksiran kebutuhan dana untuk pengembangan drone ini untuk membuat prototype sekitar Rp 800 miliar. Namun karena dipercepat kebutuhan dana diperkirakan naik menjadi Rp 1,1 triliun.

"Tadinya butuh 5 tahun dimajukan jadi 3 tahun. Kalau baseline-nya untuk sampai prototype itu Rp 800 miliar. Tapi karena dipercepat bisa naik sampai Rp 1,1 triliun," tuturnya.




(das/fdl)

Hide Ads