Kementerian BUMN menyebut pembayaran polis asuransi gagal bayar milik PT Asuransi Jiwasraya (Persero) akan diprioritaskan kepada nasabah tradisional dalam hal ini para pensiunan, pegawai, dan masyarakat kelas bawah.
Menanggapi itu, salah satu nasabah Jiwasraya, Haresh Nandwani menilai bahwa keputusan tersebut belum jelas. Pasalnya, pemerintah sendiri masih mencari dananya.
"Itu juga belum jelas prioritasnya yang mana," kata Haresh di gedung Wisma Mulia II, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan semua pemegang polis Jiwasraya memiliki kebutuhan masing-masing sehingga memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pengembalian dananya.
"Kita sebagai pemegang polis kan punya berbagai kepentingan, ada pensiunan, ada ibu rumah tangga yang mungkin dari hasil pensiunan suaminya, bertahan untuk hidup, prioritasnya yang gimana? Profilingnya gimana? Belum jelas," tegas Haresh.
Sementara itu, Ida Tumota yang merupakan salah satu nasabah Jiwasraya juga menuturkan bahwa keputusan tersebut hanya berupa janji.
"Itu yang saya bilang katanya mau dibayar Maret, tapi dijanjikan nilai tertentu sama aja ngeledek," jelasnya.
Dia meminta pembayaran dilakukan kepada seluruh nasabah Jiwasraya.
"Terus nilai kita yang gede ke mana dong? Kita di sini pemegang gede, mereka pemegang agak besar tentu punya rencana kan, punya rencana masa depan kan? Gagal semua, jujur saya merasa ditipu oleh pemerintah," ungkap dia.
(hek/ara)