Hubungan China dan Indonesia cukup erat. Khusus di bidang investasi, alur investasi dari China merupakan dua terbesar yang masuk ke Indonesia. Lantas bagaimana nasib hubungan baik ini?
Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjamin bahwa hubungan Indonesia dan China tidak akan bermasalah. Dia menyebut sudah menghubungi Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian untuk menjelaskan kebijakan pelarangan terbang dan pembatasan dagang ini.
"Nggak lah. Kan semua sudah dia paham. Saya sudah bilang ke dia," ungkap Luhut ditemui di kantornya, bilangan Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2020).
Baca juga: China Bete ke Indonesia! |
Luhut juga mengatakan bahwa Indonesia pun hanya patuh pada rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO). Makanya, kebijakan ini dilakukan oleh pemerintah.
"Kita ini juga kan nggak bisa lari dari WHO kan. Harus comply dengan itu," kata Luhut.
Sebelumnya, Xiao Qian menyayangkan langkah pembatasan-pembatasan akses dari dan menuju China. Menurutnya, dampak yang ditimbulkan dari kebijakan ini akan menimbulkan kerugian besar pada perekonomian.
"Menurut saya kalau ambil pembatasan seperti terhadap penukaran personal penerbangan dan perdagangan kami sangat tidak berharap itu dampaknya. Itu sebenarnya juga akan merugikan ekonomi perdagangan dan pariwisata Indonesia sendiri," ujar Xiao di kantor Kedutaan Besar China di Jakarta, Selasa (4/1/2020).
Lalu sebagai informasi, berdasarkan realisasi investasi yang diumumkan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi dari China US$ 4,7 miliar atau Rp 70,5 triliun selama 2019, mengacu kurs yang dipakai Rp 15.000/US$.
Selama periode Januari-Desember 2019, investasi dari Singapura US$ 6,5 miliar, disusul China US$ 4,7 miliar. Kemudian Jepang US$ 4,3 miliar, Hong Kong US$ 2,9 miliar, dan Belanda US$ 2,6 miliar.
(dna/dna)