Tarifnya Bakal Naik, Siap-siap Ojol Ditinggal Penumpang

Tarifnya Bakal Naik, Siap-siap Ojol Ditinggal Penumpang

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 08 Feb 2020 15:00 WIB
Arus lalu lintas di kawasan Jl Salemba sedikit tersendat akibat sejumlah ojol yang memarkir kendaraannya di sisi trotoar yang sedang viral karena PKL.
Tarif ojol diusulkan naik Rp 2.500/km/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Kementerian Perhubungan menyebut ada usulan untuk kenaikan tarif ojek online (ojol) di zona Jabodetabek. Jika tarif ini benar-benar naik, apa yang akan terjadi?

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menilai kenaikan tarif ini akan berpotensi mengurangi jumlah penumpang. Pasalnya selama ini masyarakat yang menumpang ojol membandingkan tarif yang lebih murah antara ojol dan angkutan umum.

"Kalau tarif naik itu kan sensitif, masa naik terus. Apalagi sekarang angkutan umum sudah mulai banyak, ini bisa jadi hambatan untuk perkembangan ojol," kata Djoko saat dihubungi detikcom, Sabtu (8/2/2020).

Dia mengungkapkan, perkembangan angkutan umum seperti bus gratis, bus TransJakarta, bus antar kota hingga kereta commuter line, MRT hingga LRT yang sebentar lagi jadi akan membuat masyarakat beralih.


"Memang angkutan umum ini ya perlu waktu yang lebih banyak, tapi jauh lebih murah dan nyaman. Jadi harusnya kenaikan ini juga memiliki pertimbangan lain," jelas dia.

Sebelumnya Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Ahmad Yani mengatakan bahwa para driver ojol meminta tarif batas bawah menjadi Rp 2.500/kilometer (km) dari sebelumnya Rp 2.000/km.

Namun untuk tarif tersebut, Yani menyebut masih akan dibahas dengan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), karena tarif ojol menyangkut dengan kemampuan masyarakat untuk membayar.

"Tapi Rp 2.500 belum didiskusikan ke YLKI, karena mereka yang lihat dari sisi masyarakat, sehingga ada titik temunya," kata Yani.


Dia menyebut yang ditakutkan apabila ada kenaikan tarif terlalu tinggi, ojol bisa-bisa ditinggal penumpang.

"Masalahnya kalau naik sekian aja, bisa aja ada perpindahan dari ojek online. Yang jelas kita mau supaya titik temu pas," tutur Yani.


(kil/hns)

Hide Ads