Pengusaha Putar Otak Biar Bisa Keep in Touch dengan China

Pengusaha Putar Otak Biar Bisa Keep in Touch dengan China

Soraya Novika - detikFinance
Sabtu, 08 Feb 2020 23:00 WIB
Kesibukan pelayanan bongkar muat di dermaga peti kemas ekspor impor (ocean going) milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II dipastikan tetap berjalan maksimal di tengah persiapan menyambut kunjungan Ratu Kerajaan Denmark Margrethe II bersama suaminya, Prince Henrik , Jakarta, Kamis (15/10/2015). Ratu Margrethe II dan Price Henrik akan berkunjung ke lokasi ini pada pekan depan, Kamis (22/10). Seperti diketahui Maersk Line, salah satu perusahaan pelayaran terbesar di dunia asal Denmark saat ini menjadi pengguna utama Pelabuhan yang dikelola Pelindo II. Kehadiran Ratu Denmark menunjukkan kepercayaan negara asing terhadap kualitas pelayanan pelabuhan di Indonesia. Dalam satu tahun kapasitas pelayanan bongkar muat Pelindo II mencapai 7,5 juta twenty-foot equivalent units (TEUs). Agung Pambudhy/Detikcom
Ilustrasi ekspor impor/Foto: agung pambudhy
Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengungkapkan bahwa semenjak pemerintah efektif menutup semua penerbangan dari dan ke China, arus ekspor dan impor Indonesia dengan Negeri Tirai Bambu itu turut terganggu.

Terutama arus ekspor dan impor yang dikirim melalui jalur udara termasuk barang yang dipesan lewat e-commerce.

"Untuk air freight (udara) sudah dipastikan terkena dampaknya karena berhenti penerbangan, karena hampir 85% angkutan udara mempergunakan pesawat penumpang (kargo), tapi kan pemerintah memberhentikan semua penerbangan termasuk freighter," ujar Yukki kepada detikcom, Sabtu (8/2/2020).

Meski penerbangan penumpang dari dan ke China kini sudah dihentikan total, akan tetapi menurut Yukki kegiatan ekspor dan impor diupayakan tetap berjalan.


"Kegiatan ekspor dan impornya masih jalan, cuma untuk kali ini kita akali dengan cara mengirim melalui penerbangan tidak langsung dengan tetap melihat maskapai mana saja yang masih terbang ke China," ungkapnya.

Sebagian lainnya, ada pula barang ekspor dan impor yang dialihkan pengirimannya lewat jalur laut.

"Ya sebagian ada yang lewat laut, tapi tergantung juga jenis barang dan volumenya," sambungnya.

Akan tetapi, untuk barang impor yang dipesan melalui e-commerce, sama sekali tidak bisa dialihkan lewat jalur laut, karena tentu akan memakan waktu yang sangat lama untuk sampai ke negara tujuan.

"Kalau yang pemesanan Melalui e commerce agak sulit karena akan lama, jadi tetap lewat jalur udara ya dengan penerbangan tidak langsung tadi," pungkasnya.


Sebagaimana diketahui, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah resmi menunda penerbangan dari dan ke China, sejak Rabu (5/2/2020) lalu.

Hal ini diberlakukan sebagai upaya pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona yang sejauh ini telah menewaskan korban hingga lebih dari 700 orang dan lebih dari 31.000 kasus orang terinfeksi yang tersebar di 25 negara.


(hns/hns)

Hide Ads