Denyut ekonomi di China mulai hidup kembali. Sejumlah perkantoran di negeri tirai bambu itu telah kembali beroperasi pada Senin (10/2/2020) kemarin, usai libur Tahun Baru Imlek yang diperpanjang karena wabah virus corona. Namun, aktivitas pekerjaan ini masih belum normal.
Otoritas setempat meminta agar perusahaan yang mempekerjakan jutaan warga China, harus melakukan tindakan pencegahan serius untuk meminimalisir penyebaran virus yang mematikan ini.
Mengutip CNN Business, banyak distrik di China meminta perusahaan untuk memeriksa suhu pekerja yang datang ke kantor. Bahkan distrik Shenzhen meminta perusahaan agar mengatur area karantina bagi pekerja yang kembali dari zona terinfeksi.
Alhasil, beberapa perusahaan pun terpaksa harus kembali menjalankan aktivitas perekonomiannya dengan serangkaian peraturan keamanan yang ketat.
Produsen industri smartphone Huawei yang bermarkas di Shenzhen misalnya. Menurut sumber yang tidak disebut namanya, para karyawan harus melakukan aktivitas dengan memakai masker dan melakukan rutinitas pengecekan suhu tubuh di kantor.
Sementara itu, pekerja Tencent yang berbasis di Shenzhen juga dikabarkan telah kembali beroperasi. Namun, para karyawan melakukan aktivitas ekonomi ini di rumah setidaknya selama dua minggu ke depan, sehingga produktivitas sedikit terganggu.
"Kesehatan dan keselamatan karyawan kami adalah yang paling penting bagi kami. Tencent akan memantau situasi dengan cermat dan akan merevisi aturan ini seperlunya," ujar Juru Bicara Perusahaan, Selasa (11/2/2020).
Selain itu, beberapa perusahaan lain juga turut mengambil tindakan serupa, dari Microsoft, Alibaba, dan Produsen Drone DJI yang meminta para karyawan bekerja di rumah sampai waktu yang belum ditentukan.
Diketahui, Pemerintah China akan segera memberikan kejelasan untuk aktivitas bisnis ini. Dewan Negara China mengatakan pihaknya berencana untuk mengadakan konferensi pers pada hari Selasa untuk membahas bagaimana China membantu perusahaan melanjutkan produksi.
(dna/dna)