Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mulai khawatir dengan laju pertumbuhan ekonomi global pada 2020. Sejak akhir 2019, tahun ini banyak yang meramal menjadi titik balik laju pertumbuhan ekonomi global setelah melemah sepanjang tahun sebelumnya.
Hanya saja, dikatakan Sri Mulyani proyeksi yang banyak dirilis lembaga internasional diubah karena banyak ketidakpastian yang terjadi di awal tahun 2020. Sehingga, laju ekonomi global di tahun ini kembali dalam pelemahan.
"2019 adalah yang terendah dan kami akan tumbuh pada tahun 2020. Tetapi pada akhirnya, banyak ketidakpastian, sebenarnya mempengaruhi prospek ekonomi tahun ini," kata Sri Mulyani saat acara Indonesia Economic & Investment Outlook 2020 di kantor BKPM pusat, Jakarta, Senin (17/2/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian-kejadian di awal tahun yang mempengaruhi ekonomi global antara lain pembunuhan Mayor Jenderal Qasem Soleimani, Britania Raya yang keluar dari Uni Eropa (Brexit), dan yang baru-baru ini adalah merebaknya virus corona di China.
"Di Asia, kita memiliki Hong Kong, China, dan virus corona, yang akan cukup signifikan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Dengan ketidakpastian tersebut maka mau tidak mau akan mempengaruhi perekonomian Indonesia yang sampai saat ini menjalin kerja sama perdagangan dengan negara-negara di dunia. Salah satu mitra dagang tanah air yang besar adalah China.
Tidak hanya itu, Sri Mulyani juga akan mewaspadai pemangkasan perekonomian Singapura. Menurut dia, pihak Singapura akan mengajukan APBN-nya tahun 2020-2021 dan melampirkan revisi ekonomi sekitar 0,2-0,5%.
"Ini sudah terlemah bagi orang Singapura. Jadi ini akan menjadi salah satu barometer bagi kita, untuk melihat apa yang akan dihadapi, dengan jenis ketidakpastian," ungkap dia.
Simak Video "Video: Senyum Sri Mulyani Saat Ditanya Isu Mundur dari Kabinet Prabowo"
[Gambas:Video 20detik]