Buwas Buka-bukaan soal Beras Bulog Ditolak Pasar

Buwas Buka-bukaan soal Beras Bulog Ditolak Pasar

Vadhia Lidyana - detikFinance
Rabu, 19 Feb 2020 13:34 WIB
Pemerintah melalui Perum Bulog turut serta mendorong stabilisasi komoditas pangan dengan menjual sembako di 17 titik bersama polisi dan Tentara Negara Indonesia (TNI). Pelepasan sembako tersebut dilakukan oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) di Gudang Drive DKI Jakarta, Jakarta, Rabu (7/6/2018).
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Pasokan beras di gudang Perum Bulog per hari ini mencapai 1,7 juta ton. Atas jumlah tersebut, Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) memastikan pasokan beras dalam negeri aman dan tak perlu impor.

Namun, kendalanya per hari ini realisasi penyaluran beras untuk operasi pasar baru mencapai 247.000 ton, dan untuk program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 28.000 ton.

Sementara itu, Bulog harus menyerap hasil panen raya di bulan Maret-April mendatang sebanyak 1,7 juta ton.

"Minimal 2 bulan lagi saya harus serap. Minimal serap 1,7 juta ton. Karena prediksi Mentan itu tahun ini yang nanti Maret-April itu kita panennya hampir 7 juta ton," kata Buwas di kantornya, Jakarta, Rabu (19/2/2020).



Dalam penyaluran ini, Bulog memang menemui hambatan. Bahkan, Buwas mengatakan beras Bulog ditolak di pasar.

"Sebenarnya stok beras di pasaran masih banyak. Buktinya kita suplai ke pasar-pasar masih ditolak, karena dia masih kelebihan stok," kata Buwas.

Walaupun stok banyak, Buwas mengakui bahwa harga beras masih tinggi. Pasalnya, harga gabah di tingkat penggilingan juga sudah tinggi.

"Itu karena harga gabah yang disimpan sudah mahal. Karena itu harga gabah yang lalu sekarang dijual lebih tinggi. Harga dasar gabahnya sudah naik. Tapi Bulog masih harus intervensi," tutup Buwas.

Buwas Buka-bukaan soal Beras Bulog Ditolak Pasar



(eds/eds)

Hide Ads