Jakarta -
Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Chandra Dwiputra menyampaikan progres pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sudah 43,45% hingga saat ini. Proyek tersebut ditargetkan rampung 2021.
"Progres kita saat ini sudah 43,45%" kata Chandra ditemui usai rapat koordinasi mengenai progres pembangunan kereta cepat, di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2020).
Sementara pembebasan lahan tinggal menyisakan satu bidang tanah. Itu akan diselesaikan pada pekan depan.
"Tinggal satu bidang saja (yang belum). Mungkin minggu depan sudah selesai," sebutnya.
Saat ini, pembangunan fisik proyek sedang dikerjakan di seluruh titik. Pihaknya terus menggenjot agar masing-masing titik tersambung dengan baik.
"Jadi sekarang PR (pekerjaan rumah) kita adalah bagaimana menyambung jangan berhenti. Jadi balok yang diangkat sudah banyak, di Cikarang, yang di Bandung juga sudah," jelasnya.
Chandra tak menjanjikan apakah begitu proyek kelar di 2021 maka akan beroperasi di tahun yang sama. Hal itu karena pihaknya juga harus memastikan aspek keselamatan.
"Jadi gini, kita maksimalkan sekarang konstruksinya dulu jadi di 2021. Setelah itu kan sertifikasi, yang kita masih belum tahu fix-nya nanti berapa lama itu masalah sertifikasi, sampai kita layak operasi. Kenapa? kita angkut orang, keselamatan nomor satu. Jadi kita nggak mau coba-coba," tambahnya.
Namun pembangunan proyek tersebut terganggu geger virus corona. Klik halaman berikutnya
Chandra mengungkapkan dampak virus corona di China membuat pasokan bahan baku Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) tersendat. Padahal pihaknya menargetkan proyek tersebut rampung tahun depan.
Dia menjelaskan wabah virus tersebut membuat pabrik di China belum bisa beroperasi karena masih tutup. Oleh karenanya bahan baku tidak bisa diproduksi.
"Ada satu yang mereka (kontraktor) concern adalah material. Material kalau kita impor dari sana, kalau di sana produksi pabriknya belum hidup juga, itu nanti kendala di situ," kata dia ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2020).
Chandra menjelaskan cukup banyak material kereta cepat yang dipasok dari China walaupun jumlahnya tidak sampai 50%.
"Kemarin sudah ada beberapa material yang ketemu yang kebetulan stoknya habis, di sini habis, kita minta dari sana (China) terbatas juga. Kita coba kirim itu (dari China). Kalau nggak ada lagi, kita cari gimana cara substitusinya. Jadi masalah teknis itu," lanjutnya.
Beberapa material yang mulai habis di Indonesia dan pasokannya berkurang di China seperti waterproofing material, pipa, dan material teknis lainnya.
Chandra belum bisa memperkirakan apakah tersendatnya pengiriman bahan baku bakal membuat progres pembangunan kereta cepat molor dari 2021. Tapi dirinya masih meminta kontraktor bisa mengakali agar tetap sesuai target.
"Kita lihat nanti dulu ya. Saya maksa supaya mereka tidak pengaruh dulu ya," tambahnya.
Ratusan pekerja proyek dari China juga masih terjebak di negaranya. Klik halaman berikutnya
Chandra menyemprot kontraktor Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) asal China dalam menyikapi dampak virus corona ke proyek strategis nasional (PSN) tersebut.
Chandra menjelaskan imbas virus corona membuat 300 pekerja proyek KCJB asal China yang sedang pulang ke kampung halamannya tertahan di negaranya. Pasalnya penerbangan China-Indonesia sementara ditutup. Untuk itu, dirinya meminta kontraktor fokus memaksimalkan penggunaan tenaga kerja Indonesia.
"Jadi saya masih menekan ke kontraktor kalau tenaga kerja upayakan maksimum dari Indonesia," kata dia ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Jumat (21/2/2020).
Namun kontraktor asal China ini memiliki sudut pandang berbeda.
"Jadi mereka sudut pandangnya mereka itu 'ini kan bentar lagi selesai'. Nah saya tekankan kemarin, Anda jangan mindsetnya yang seperti itu. Kan kita tahu (virus) SARS juga 6 bulan baru selesai, 'Anda harus berpikir seperti itu'," jelasnya.
Untuk itu dirinya meminta kontraktor mengubah mindsetnya agar proyek KCJB tidak terlalu terdampak negatif akibat tertahannya 300 pekerja di China.
"Anda (kontraktor) harus berpikir, sekarang kalau nggak datang (pekerja dari China) bagaimana caranya. Jadi saya sedang push kontraktor supaya bikin plan-nya sesuai kondisi saat ini. Jangan berandai-andai nunggu mereka datang dulu," tambahnya.
Simak Video "Video: Tertarik Jadi Pramugari Whoosh? Ini yang Harus Kalian Miliki"
[Gambas:Video 20detik]