Wabah Corona saat ini juga turut mempengaruhi pasar keuangan global. Tak terkecuali Indonesia, yang juga terdampak tercemin dari indeks harga saham gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah yang melemah.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, dampak Corona ini berpengaruh besar pada Februari dan Maret mendatang. "Setelah itu, April dan seterusnya akan ada pemulihan selama 6 bulan, meskipun belum secara total," kata Perry di Gedung BI, Jakarta, Jumat (28/2/2020).
Dia mengungkapkan, BI juga berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry menyebutkan, untuk memitigasi pengaruh Corona terhadap perekonomian BI melakukan stimulasi untuk ekonomi, penurunan suku bunga, relaksasi kebijakan makroprudensial khususnya rasio intermediasi makroprudensial.
"Kami mempercepat elektronifikasi bansos untuk transportasi, kemudian transaksi pemerintah ke daerah," ujar dia.
Perry mengatakan, BI juga memajukan event nasional dan internasional yang seharusnya diselenggarakan pada semester II menjadi kuartal I dan II.
"Ada kurang lebih 10 event nasional dan internasional kami lakukan untuk mendukung kebijakan pemerintah mendorong pariwisata dalam negeri," imbuh dia.
Sebelumnya BI telah mengkalkulasikan potensi kehilangan devisa akibat kondisi ini. Indonesia akan mengalami penurunan devisa US$ 1,3 miliar.
"Kurang lebih bisa turun US$ 1,3 miliar penerimaan devisa dari pariwisata," kata Perry. Sementara itu ekspor yang dilakukan Indonesia juga berpotensi tergerus hingga US$ 300 juta dan impor US$ 700 juta. Kemudian untuk pertumbuhan ekonomi kuartal I diproyeksikan tumbuh 4,9%.
Baca juga: IHSG Terpuruk Digempur Corona, Apa Kata OJK? |
(kil/fdl)