Pengusaha Tolak Pembangunan Rumah Sakit Khusus Corona di Batam

Pengusaha Tolak Pembangunan Rumah Sakit Khusus Corona di Batam

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 04 Mar 2020 16:57 WIB
Banyaknya jumlah orang yang postif virus corona di Wuhan membuat sejumlah lokasi disulap jadi rumah sakit darurat. Yuk, lihat aktivitas para pasien di rs itu.
Ilustrasi/Foto: Chinatopix via AP Photo
Jakarta -

Pemerintah mau mendirikan Rumah Sakit khusus untuk menampung dan menangani kasus virus corona di Pulau Galang Batam. Para pengusaha Batam justru tidak setuju dan menolak dibangunnya rumah sakit khusus di Pulau Galang.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam Rafki Rasyid mengatakan pendirian rumah sakit dapat menimbulkan keresahan pada dunia usaha Batam. Rafki mengatakan investor akan memandang pendirian rumah sakit khusus corona ini menjadi sentimen negatif, dan bisa saja memindahkan investasinya ke tempat lain.

"Investor di Batam cukup sensitif dengan isu semacam ini. Jadi kita khawatirkan akan membuat investor yang ada di Batam ketakutan sehingga bisa saja memutuskan untuk memindahkan investasinya ke daerah lain atau negara lain," ungkap Rafki lewat keterangannya, dikutip detikcom, Rabu (4/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia meminta pemerintah jangan terkesan ikut-ikut China yang membangun rumah sakit darurat untuk menangani corona, menurutnya di China saja rumah sakit itu sudah ditutup kembali mengingat pasien yang dirawat di sana sudah berhasil sembuh.

"Jangan terburu buru dan terkesan reaktif dan seolah meniru China mendirikan RS sendiri. Untuk di China saja RS khusus Corona sudah ditutup karena sembuhnya pasien yang dirawat di sana. Jangan sampai pemerintah ikut latah mendirikan RS khusus Corona di Batam nantinya tidak akan terpakai dan terkesan mubazir," kata Rafki.

ADVERTISEMENT

Rafki menambahkan dengan perawatan macam penderita flu normal saja, virus corona ini bisa dilawan. Menurutnya, banyak pasien yang terjangkit di Vietnam bisa sembuh tanpa vaksin khusus. Dia menilai seharusnya pemerintah meningkatkan saja fasilitas pada rumah sakit yang sudah ada dan menjadi rujukan untuk merawat pasien virus corona.

"Lebih baik pemerintah meningkatkan kemampuan RS rujukan yang sudah ada untuk menangani Corona ketimbang mendirikan RS baru khusus Corona," ujar Rafki.

Terakhir Rafki menyarankan agar pemerintah lebih banyak mengambil rujukan kebijakan pada Singapura dan Vietnam, menurutnya layaknya kedua negara tersebut Indonesia merupakan penerima virus dan penderitanya relatif lebih sedikit dibanding China.

Sementara itu, dia menilai di China merupakan pusatnya alias episentrum penyebaran virus, maka ada lebih banyak penderitanya di sana. Untuk itu dia ingin agar pemerintah tidak berkaca pada China dalam mengambil kebijakan penanganan virus corona.

"Kita sarankan juga supaya pemerintah mengambil rujukan Vietnam dan Singapura untuk sistem penanganan kasus Corona nya bukan mengacu ke China. China itu pusat episentrum penyebaran virus. Sementara Indonesia, Vietnam dan Singapura sama sama penerima penyebaran virus. Jumlah penderitanya juga relatif lebih sedikit ketimbang China," kata Rafki.




(eds/eds)

Hide Ads