Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengaku akan tetap menggelar unjuk rasa dalam jumlah besar meski tengah maraknya wabah corona di Indonesia. Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melarang berkegiatan di pusat keramaian untuk mengantisipasi penularan wabah corona.
"Kita tetap aksi karena kan ada UU Unjuk Rasa nomor 9 tahun 98 dan itu lebih tinggi dari sekadar instruksi Gubernur," kata Said Iqbal saat dihubungi melalui, Kamis (5/3/2020).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI sebelumnya melalui Surat Instruksi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Nomor 27 Tahun 2020 melarangan kegiatan yang menimbulkan pengumpulan banyak orang. Kegiatan-kegiatan seperti konser musik, pertandingan sepak bola, hingga syuting film dihentikan sementara untuk mengantisipasi maraknya wabah corona.
Meskipun demikian, Said Iqbal menegaskan isu corona tidak akan menghalangi serikat buruh untuk tetap turun ke jalan.
"Dari sisi pemberitaan mungkin saja isu corona lebih kuat pemberitaannya, tapi dari sisi buruh untuk menyuarakan omnibuslaw tidak akan pernah berhenti. Sekuat apapun isu lainnya termasuk corona," kata Said Iqbal.
Dirinya mengaku tidak takut terhadap ancaman penularan virus corona yang sampai saat ini belum ada vaksinnya itu.
"Kita gak boleh panik ya. Kan Pemerintah sudah menyampaikan jangan panik. Bukan berarti penyakit corona sudah ada di Indonesia segala aktivitas kita terhenti enggak boleh juga kan. Hidup tetap harus berlanjut show must go on," kata Said Iqbal.
Said Iqbal bahkan meminta Pemerintah untuk membagikan masker gratis kepada buruh agar aktivitas unjuk rasa tidak terganggu.
"Supaya tidak mengganggu aktivitas aksi aktivitas lainnya dari masyarakat termasuk buruh ya bagikan secara gratis karena masker ini susah dicari dan mahal," kata Said Iqbal.
Siang tadi para buruh yang mengatasnamakan Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPI) menggelar konferensi pers di Hotel Mega Proklamasi Jakarta. Para buruh tersebut mengaku akan melakukan demo besar-besaran di seluruh Indonesia dan Jakarta sebagai pusat unjuk rasa.
(dna/dna)