Penyebaran virus corona makin meluas ke berbagai negara. Virus corona juga membuat kondisi ekonomi global dan pasar keuangan terganggu.
Bank Indonesia (BI) bahkan mengkaji ulang proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini. Sebelumnya pada rapat dewan gubernur (RDG) BI periode Februari 2020, bank sentral menurunkan proyeksi ekonomi menjadi 5%-5,4% lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya 5,1%-5,5%.
"Dengan merebaknya tadi (virus corona), kita harus hitung ulang. Sedang dalam proses, nanti akan kita umumkan di RDG ke depan, mungkin lebih rendah dari itu karena dampaknya lebih luas," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perry menjelaskan, saat ini sumber perekonomian harus diperkuat agar virus corona tak mengganggu fundamental perekonomian.
"Secara keseluruhan ekonomi kita tahan, tapi kita harus perkuat sumber ekonominya, sehingga bisa recover habis corona virus," jelasnya.
Pada RDG bulan lalu, kata Perry, otoritas moneter melihat ekonomi domestik masih bisa tumbuh hingga 5,2%, dengan catatan sudah memperhitungkan risiko virus corona. Namun wabah Covid-19 yang semakin meluas hingga saat ini, membuat BI harus memperhitungkan kembali ekonomi Indonesia.
"Keseluruhan masih bisa 5,1% tahun ini. Kalau kita push stimulus fiskal bisa 5,2%, kalau tambahan likuiditas bisa 5,2%," jelas dia.
(kil/ara)