Industri China Melemah Imbas Corona, Impor Baja Turun?

Industri China Melemah Imbas Corona, Impor Baja Turun?

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Rabu, 11 Mar 2020 15:41 WIB
Progres pembangunan Rumah Susun Sewa Tingkat Tinggi (RTT) Pasar Rumput terus dikebut. Rencananya proyek tersebut akan selesai pada akhir 2018.
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Industri baja dalam negeri telah lama keok melawan serbuan produk impor yang kebanyakan didapatkan dari China. Negara tirai bambu sendiri saat ini sedang terpukul industrinya karena adanya virus corona.

Lalu apakah hal ini bisa mengurangi serbuan impor baja dari China?

Menurut Dirut Krakatau Steel Silmy Karim, hingga kini belum terlihat adanya penurunan, tapi dia mengatakan bisa saja dalam jangka pendek akan impor baja dari China akan turun.

Meski begitu, dia tetap mengingatkan bahwa secara jangka panjang bisa saja pasar mencari celah untuk impor dari negara lain.

"Belum kelihatan, mungkin dalam jangka pendek iya, kalau jangka panjang belum terbentuk. Karena kalau jangka panjang market akan cari celah (impor dari negara lain)," kata Silmy di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).

Meski begitu, Silmy mengaku akhir-akhir ini impor baja memang mengalami penurunan. Bahkan jumlah impor di bulan Januari tahun ini lebih rendah dari dibandingkan Januari tahun lalu.

Dia menyebut saat ini pemerintah makin selektif untuk menerbitkan izin impor. Tapi tetap saja, masih ada baja impor yang masuk ke Indonesia karena izinnya keluar di kabinet sebelumnya.

"Kecenderungannya memang (impor) agak menurun dibanding tahun lalu. Misal Januari tahun ini sama Januari tahun lalu menurun. Karena izin impor makin sulit, Menteri sekarang cukup selektif," kata Silmy.

"Tapi masih ada izin impor yang berlaku di mana terbitnya sebelum Kabinet sekarang," ungkapnya.

Meski mengakui Pemerintah makin selektif, Silmy sendiri tetap memberikan saran kepada pemerintah agar terus meningkatkan kebijakan dalam membatasi masuknya barang impor.

Saat ini, Silmy menilai pembatasan masuknya barang impor di Indonesia sangat minim. Sementara itu, menurutnya banyak negara justru dengan berani membatasi impor dengan berbagai kebijakan.

"Kita belum optimal menggunakan kebijakan dalam menjaga impor, belum maksimal. Kalau negara lain wah udah banyak sekali tuh anti dumping, anti subsidi, kemudian kuota. Bahkan minimum price impor ada. Nah Indonesia masih minim," ungkap Silmy.


(dna/dna)

Hide Ads