Pak Jokowi, Nih Saran Pengusaha Supaya Nggak Babak Belur Lawan Corona

Pak Jokowi, Nih Saran Pengusaha Supaya Nggak Babak Belur Lawan Corona

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 12 Mar 2020 08:30 WIB
Virus corona telah mewabah di China sejak Desember 2019 lalu. Hingga kini, tim medis terus berjuang untuk menangani pasien yang terjangkit virus corona.
Foto: AP Photo
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil beberapa pengusaha yang tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Jokowi meminta masukan mereka terkait kondisi dunia usaha yang terhantam virus corona.

Ketum Kadin Rosan Roeslani mengaku telah menyampaikan beberapa usulan kepada Jokowi. Salah satunya upaya untuk menyelamatkan UMKM.

"Kesiapan dari pemerintah dan dunia usaha sangat diharapkan ada kebijakan stimulus pemerintah. Menjaga cashflow terutama UMKM. Pariwisata terdampak langsung, banyak juga restoran. UMKM ini akan diberikan stimulus kebijakan fiskal atau moneter," tuturnya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/3/2020).

Menurutnya saat ini cashflow UMKM perlu diselamatkan. Oleh karena itu dia mengusulkan agar pemerintah menyediakan pinjaman khusus untuk UMKM tapi selama 6 bulan tidak membayar cicilan utangnya.

"Ini bisa dalam bentuk 6 bulan disediakan pendanaan cukup signifikan, pembayaran cicilan setelah 6 bulan," tuturnya.


Selain itu, Kadin juga mengajukan usulan pemotongan pajak pegawai ditunda dulu. Harapannya agar mendorong daya beli masyarakat. Begitu juga dengan pajak perusahaan ditangguhkan selama 6 bulan.

"Kami ajukan usulan PPh 25, corporate tax bisa ditangguhkan selama 6 bulan. Kita harus jaga perusahaan ini dan harus bisa antisipasi," tuturnya.


Produksi TV Anjlok Gara-gara Corona

Impor barang elektronik dari China terdampak penyebaran virus corona. Indonesia paling banyak mengimpor barang elektronik dari China berupa bahan dasar televisi (TV) hingga handphone (HP).

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan gara-gara itu, produsen TV di Indonesia sampai ada yang mengurangi produksinya hingga 50%.

"Impor terbesar dari China elektronik, bahan dasar TV dan HP," katanya.

Rosan mengatakan ada produsen TV yang memangkas produksinya dari 5.000 unit per hari menjadi 2.500 unit per hari. Pemangkasan produksi dilakukan karena turunnya permintaan.


"Saya tahu ada perusahaan TV yang tadinya produksinya 5.000 unit per hari jadi 2.500 unit per hari. Ini demand-nya agak menurun. Jadi pada saat demand segini, produksinya disesuaikan," ujar Rosan.

Meski demikian, kondisi perusahaan masih berjalan normal. Pihaknya berharap tak ada PHK.

"Overall perusahaan masih oke tapi antisipasi saja di tengah perlambatan ini agar tidak ada PHK. So far masih baik," tambahnya.



Simak Video "Video: Peran 3 Tersangka Kasus Kadin Cilegon Minta Jatah Proyek Rp 5 T"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads