Kondisi ini diungkapkan oleh Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jateng, Kukrit Suryo Wicaksono pada Kamis (12/3/2020) usai melantik pengurus Kadin Kabupaten Brebes di Pendopo setempat. Menurut Kukrit, ada dua sektor yang sangat mencemaskan kondisi ini, yakni industri farmasi dan tekstil.
Sekor farmasi dan tekstil ini terancam terganggu produksinya lantaran bahan baku yang ada diperkirakan akan habis pada akhir April mendatang. Apalagi, hampir 50 persen bahan baku dari perusahaan tekstil dan farmasi berasal dari wilayah di Cina yang terdampak virus corona.
"Dari kunjungan ke beberapa daerah di Jateng, kami mendapatkan info bahan baku untuk tekstil dan farmasi hanya sampai dengan April. Setelah itu, mereka tidak lagi memiliki persediaan bahan baku," ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, lanjut Kukrit, akan mencari sumber bahan baku alternatif agar roda industri di Jateng tetap berjalan. Mengingat sebulan lagi mereka terancam produksinya lantaran kehabisan bahan baku.
"Jadi hingga saat ini kami masih terus mencari bahan-bahan pengganti untuk farmasi dam tekstil yang sebagian besar bahan bakunya dari Cina," jelasnya.
Sumber bahan baku alternatif ini harus segera dicarikan demi kelangsungan usaha mereka. Alasannya, dampak yang ditimbulkan akan kompleks jika perusahaan tersebut terhenti produksinya.
Salah satunya adalah adanya PHK massal di mana mana.
"Karenanya, kami dari Kadin dan Pemprov Jawa Tengah setiap hari duduk bersama untuk mencari solusi-solusi dalam mengatasi permasalahan ini," tambahnya.
Selain sektor industri, sektor lain yang terkena dampak virus corona ini adalah pariwisata. Sektor ini mulai menurun jumlah pengunjungnya lantaran adanya lockdown dari berbagai negara.
(hns/hns)