Bu Sri Mulyani, Kok Masih Tutup Mulut soal Proyeksi Ekonomi?

Bu Sri Mulyani, Kok Masih Tutup Mulut soal Proyeksi Ekonomi?

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 13 Mar 2020 18:53 WIB
sri mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati/Foto: M Iqbal/detikcom
Jakarta -

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih merahasiakan proyeksi ekonomi triwulan I-2020 di tengah geger virus corona (covid-19). Alasanya dampak corona ini masih berkembang sehingga dia tidak mau buru-buru mengumumkan proyeksi.

Langkah yang diprioritaskan pemerintah saat ini menyiapkan kebijakan-kebijakan sebagai respons penyebaran virus corona. Menurut Sri Mulyani kondisi ekonomi triwulan I-2020 masih dibayang-bayangi imbas virus corona. Hal itu masih disebabkan oleh virus corona yang memutus mata rantai perdagangan internasional.

"Sehingga yang bisa dilakukan adalah develop scenario dan develop contingency plan. Jadi saya tidak sampaikan estimasi kita," kata Sri Mulyani di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).


Menurut Sri Mulyani kondisi ekonomi triwulan I-2020 masih dibayang-bayangi imbas virus corona, yang memutus mata rantai perdagangan internasional.

"Secara value dan volume akan kita lihat, terutama ekspor kita ke RRT (Republik Rakyat Tiongkok) yang pasti terkena signifikan di kuartal pertama," jelasnya.

Sebagai antisipasi telah dibuat beberapa skenario untuk mencegah imbas pelemahan ekonomi global, khususnya di China yang merupakan mitra dagang. Menurut dia, setiap penurunan 1% ekonomi China maka akan membuat ekonomi Indonesia menurun antara 0,3-0,6%.

Skenario itu pun masih terus disempurnakan dan disesuaikan dengan pengaruh yang berasal dari corona.

"Kita coba menahan diri dulu untuk buat proyeksi growth. Tapi saya tahu banyak institusi-institusi lembaga investasi mengeluarkan skenario. Dalam satu minggu ubah lagi, direvisi lagi," ungkapnya.

"Skenario akan terus kita kembangkan dan update ke presiden tentang kondisi yang terjadi untuk bisa bersama-sama, seperti hari ini respons terukur di bawah koordinasi Menko Perekonomian karena antisipasi skenario mild ini sudah lewat," tambahnya.




(hek/hns)

Hide Ads