Gawat! Corona Bisa Tekuk Ekonomi RI ke Level 3%

Gawat! Corona Bisa Tekuk Ekonomi RI ke Level 3%

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 16 Mar 2020 15:40 WIB
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan gedung bertingkat di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (30/04/2015). Chief Economist BRI Anggito Abimanyu mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2015 diperkirakan akan melambat hanya di level 4,9 persen sampai 5 persen atau terendah dalam lima tahun terakhir. Grandyos Zafna/detikcom
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Tim riset ekonomi PT Bank Mandiri Tbk menyebut wabah Covid-19 yang terjadi selama tiga bulan terakhir berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional.

Dari riset yang dikutip detikcom, produk domestik bruto (PDB) RI pada 2020 melambat 0,1%-0,3% dari perkiraan awal sebesar 5,14%.

"Jika wabah terus terjadi dalam periode yang lebih lama, skenario terburuk (asumsi wabah 1 tahun), kami memperkirakan pertumbuhan dapat melambat hingga di bawah 4%," tulis riset tersebut, ditulis Senin (16/3/2020).

Kemudian, riset Bank Mandiri menyebut jika masih ada ruang namun terbatas. Bagi Bank Indonesia (BI) untuk memangkas bunga kebijakan lanjutan.

Menurut riset, hal ini terbatas karena ada risiko yang lebih tinggi pada BoP pada 2020.

"Covid 19 juga akan memberi efek buruk pada neraca perdagangan dan aliran modal. Kami memperkirakan current account deficit pada 2020 akan melebar ke 2,88% dari PDB," jelasnya.



Covid-19 turut mengguncang ekonomi global. Bank sentral di sejumlah negara dengan cepat mengambil langkah.

Misalnya The Fed yang kembali memangkas suku bunga secara darurat menjadi 0-0,25% pada Maret 2020. Angka ini turun dari kisaran target sebelumnya 1% menjadi 1,25% pada Maret 2020.

Pemangkasan 100 bps ini menjadi pemangkasan suku bunga tunggal terbesar sejak krisis ekonomi global pada 2008.

"Pemotongan bunga juga bertujuan untuk mendukung tercapainya penciptaan kesempatan kerja yang maksimal dan stabilitas harga. Fed menyebut bahwa ekonomi AS sedang menghadapi tantangan meskipun pasar tenaga kerja tetap kuat dan ekonomi berkembang pada tingkat yang moderat," jelas dia.




(kil/eds)

Hide Ads