Seluruh Pabrik Volkswagen di Eropa Tutup Gegara Corona

Seluruh Pabrik Volkswagen di Eropa Tutup Gegara Corona

Soraya Novika - detikFinance
Rabu, 18 Mar 2020 10:25 WIB
Logo Volkswagen
Foto: Ruly Kurniawan
Jakarta -

Negara-negara di Eropa telah mengumumkan darurat virus corona sejak sepekan terakhir. Hal ini turut berdampak pada penutupan sejumlah pabrik mobil di Benua Biru tersebut.

Salah satunya yang terjadi pada produsen mobil terbesar di Eropa, Volkswagen. Volkswagen baru-baru ini mengumumkan bakal menutup seluruh pabriknya sementara waktu demi mencegah penyebarluasan pandemi virus corona.

Beberapa pabriknya akan segera ditutup sebelum akhir minggu ini. Mulai dari pabrik yang berada di Spanyol, Portugal, Slovakia hingga Italia. Sedangkan, beberapa pabrik di Jerman dan negara-negara Eropa lainnya juga sedang bersiap-siap menunda produksi mereka. Kemungkinan, bakal mulai ditutup dalam dua pekan ke depan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengingat penurunan (penjualan) yang signifikan saat ini dan meningkatnya ketidakpastian mengenai pasokan suku cadang ke pabrik kami, produksi akan ditangguhkan (ditunda) dalam waktu dekat," ujar CEO Volkswagen (VLKAF) Herbert Diess dikutip dari CNN, Rabu (18/3/2020).

Selain Volkswagen, beberapa produsen mobil lainnya di Eropa bahkan sudah lebih dulu menutup pabrik mereka seperti yang sudah dilakukan oleh Fiat Chrysler (FCAU), pemilik Peugeot PSA Group (PUGOY) dan Renault (RNLSY).

ADVERTISEMENT

Aksi tutup pabrik itu serentak dilakukan pada Senin (16/3) lalu. Tak hanya itu, Toyota (TM), produsen mobil terbesar kedua di dunia ini juga sudah menutup operasi dua pabriknya di Prancis dan Portugal sejak Selasa (17/3/2020) kemarin.

Aksi penutupan pabrik mobil ini disebut-sebut mengancam keberlangsungan hidup 14 juta pekerja di Eropa. Lantaran, bisnis satu ini memang menjadi jantung dari sektor manufaktur Eropa.

Selain itu, aksi penutupan pabrik itu diramal juga akan memperparah resesi di Eropa terutama bagi ekonomi Jerman. Selama tiga bulan terakhir di 2019, ekonomi Jerman sudah tidak tumbuh, wabah virus corona semakin memupuskan harapan. Sehingga, pada Maret ini, Jerman menunjukkan penurunan terbesarnya sejak Desember 1991 lalu.

"Segala sesuatunya akan menjadi jauh lebih buruk di (kuartal kedua)," kata ekonom senior Eropa di Capital Economics Jack Allen-Reynolds.




(fdl/fdl)

Hide Ads