Pengusaha penyewa toko di mal mengaku belum banyak diperhatikan pemerintah. Padahal, sektor usaha ini khususnya menjadi peritel mengaku sudah rugi karena mal sepi pengunjung di tengah wabah virus corona.
Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah mempertanyakan kapan pemerintah ikut turun melihat masalah yang dihadapi pihaknya.
"Sektor ritel ini, kami belum dapat perhatian sama sekali dari pemerintah, sektor pariwisata saja sudah. Ritel belum," kata Budihardjo kepada detikcom, Rabu (18/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya toko-toko di mal banyak yang juga jadi peritel. Dia menjelaskan, sektor ritel saat ini butuh perhatian karena banyak mempekerjakan pegawai.
Dia juga menilai bisnis ritel juga banyak yang berada di garis depan untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat.
"Kami ini sektor hilir, distribusi, yang mempekerjakan banyak tenaga kerja. Banyak yang usaha kami jadi frontliner yang tidak bisa untuk tidak melayani masyarakat," ungkap Budihardjo.
"Maka kami mau kami ini tetap diperhatikan juga," tegasnya.
Di mal saja dia mengatakan banyak toko yang omzet hariannya ambles hingga 50%. Dari toko baju hingga supermarket di mal menurutnya sangat terhantam virus corona.
"Omzet aja ya bisa turun 50%. Toko baju, toko sepatu, toko tas, supermarket di mal, ini semua terdampak juga," tutur Budihardjo.
Dia meminta kepada pemerintah agar bisa memberikan insentif pajak kepada pihaknya. Dia juga meminta pemerintah mendorong agar perbankan meringankan bunga pinjaman.
"Ya kalau ke pemerintah ya kami jelas minta keringanan pajak atau penghapusan pajak perusahaan. Termasuk apa bunga bank bisa dibantu," ungkapnya.
(eds/eds)