Rupiah Bisa Bangkit Lagi Lawan Dolar AS, Asalkan...

Rupiah Bisa Bangkit Lagi Lawan Dolar AS, Asalkan...

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Sabtu, 21 Mar 2020 19:41 WIB
Nilai tukar rupiah hari ini mengalami koreksi harian terparahnya di 2015. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di posisi Rp 13.795 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 13.610 per dolar AS. Petugas vallas di Money Changer Dolarindo Melawai, Jakarta Selatan menunjukan uang dolar AS, Rabu (12/8/2015). Rachman Haryanto/detikcom.
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Nilai dolar AS tercatat sudah tembus Rp 16.000. Hal ini terjadi karena pasar panik dengan perkembangan virus corona di Indonesia.

Peneliti INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara menjelaskan kepanikan investor bisa mereda asalkan penanganan virus corona sudah semakin baik.

"Kondisi yang bisa membuat nilai rupiah menguat lagi ini tergantung pada penanganan virus corona. Jangan seperti sekarang, komunikasi maju mundur, kemudian pusat dan daerah juga belum clear, ini cukup mempengaruhi," kata Bhima saat dihubungi detikcom, Sabtu (21/3/2020).

Selain itu nilai tukar rupiah tergantung pada daya beli masyarakat yang cukup kuat menghadapi virus corona dan resesi ekonomi secara global. Ini artinya pemerintah jangan lagi memperlambat proses stimulus untuk mempertahankan daya beli masyarakat.

"Jadi saya usulkan untuk mempertahankan daya beli masyarakat sehingga investor juga percaya pada kekuatan Indonesia, maka harusnya ada universal basic income," jelas dia.


Menurut Bhima masyarakat yang rentan jatuh ke dalam jurang kemiskinan harus secepatnya mendapatkan bantuan. Karena jika konsumsi naik maka nilai produksi pun naik.

Hal ini turut mempengaruhi investasi yang kembali menarik di mata investor. "Hal-hal ini akan terjadi jika stimulusnya tepat sasaran dan tepat waktu," jelas dia.



Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan rupiah bisa kembali perkasa jika investor sudah menemukan kepercayaannya kembali dengan Indonesia.

Hal ini bisa dibuktikan dengan perkembangan orang yang positif dan berhasil disembuhkan. "Rupiah akan kembali menguat apabila jumlah kematian tak bergerak, lalu jumlah yang sembuh terus bertambah," jelas dia.

Menurut dia, jika hal ini sudah terjadi investor melihat jika Indonesia mampu menyelesaikan masalah dan memberikan ruang kepercayaan.

"Saat ini Indonesia kan dilihatnya masih sedang berjuang untuk mengurangi penyebaran virus yang makin menjadi-jadi. Tapi jika semuanya sudah berhasil dilakukan, maka Indonesia bisa lebih baik.


Mengutip data Reuters dolar AS tercatat Rp 15.940 pada akhir pekan. Sedangkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) dolar AS tercatat Rp 16.273.



Simak Video "Video Ketua MPR soal Rupiah Nyaris Rp 17 Ribu Per USD: Momentum Tingkatkan Ekspor"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads