Targetkan Elektrifikasi 100%, Ini Strategi PLN Terangi Daerah 3T

Targetkan Elektrifikasi 100%, Ini Strategi PLN Terangi Daerah 3T

Nurcholis Maarif - detikFinance
Selasa, 24 Mar 2020 12:41 WIB
Cuaca ekstrim baik panas kering, hujan badai dan kondisi geografis yang sulit tidak membuat gentar PLN untuk melistriki daerah perbatasan Indonesia-Timor Leste. Begini perjuangannya.
Foto: Dok. PLN
Jakarta -

PLN menargetkan rasio elektrifikasi (RE) 100% pada tahun 2020. Sebelumnya RE tahun 2019 sebesar 98,89% meningkat 14,54% dibanding tahun 2014 yang nilainya 84,35%. Penyediaan listrik buat masyarakat Indonesia juga disasar menyentuh daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Misalnya saat tim detikcom berkunjung ke Pulau Buru, Karimun, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. Warga di sana kini merasakan listrik 24 jam dari yang sebelumnya hanya menyala 10 jam.

Pola listrik ini berpengaruh terhadap geliat ekonomi maupun pendidikan warga yang tinggal di daerah yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejak April 2019 ini, Alhamdulillah PLN sudah beroperasi 24 jam sampai sekarang ini. Dengan adanya listrik 24 jam sangat besar pengaruhnya, terutama di bidang administrasi. Apalagi zaman sekarang, misalnya kita dituntut diminta data sekolah dari pusat itu secara online," ujar Kepala Sekolah SDN 004 Buru, Yu Hermansyah.

"Sebelumnya sangat sulit (untuk kerja siang), kami harus mencari yang ada sumber listriknya misalnya yang pakai genset. Kadang-kadang pas asik kerja, tahu-tahu bahan bakar habis sehingga file tidak tersimpan," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Hal sama dialami warga Krayan, Nunukan yang terletak di pedalaman Kalimantan dan berbatasan langsung dengan Malaysia. Banyak dampak baik sosial, ekonomi, dan wisata setelah listrik nyala 24 jam di daerah ini. Bahkan, presiden Joko Widodo pernah berkunjung ke Krayan ini dan berkeliling menggunakan motor.

"Setelah listrik masuk ekonomi masyarakat berubah sekali, industri rumah tangga dalam skala kecil bergerak, kegiatan belajar anak-anak di malam hari jadi meningkat. Pelayanan kesehatan juga semakin baik, fasilitas layanan rawat inap sudah mulai berjalan," kata Camat Krayan Induk, Helmi Pudaaslikar.

Sebagai informasi, saat ini ada 29 provinsi dengan RE di atas 95%, 4 provinsi 90-95%, dan 1 provinsi dengan RE 80-90%. RE dihitung berdasarkan jumlah rumah tangga berlistrik dibagi dengan jumlah Kepala Keluarga penduduk.

"Peningkatan rasio elektrifikasi tentunya hasil kerja sama berbagai pihak, baik PLN, pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Kami bersama-sama meningkatkan rasio elektrifikasi dengan melistriki dengan membangun infrastruktur kelistrikan, baik pembangkit maupun perluasan jaringan," tulis PLN dalam keterangan tertulis, Selasa (24/3/2020).

Meski begitu, tidak semua daerah di Indonesia tidak dapat dijangkau dengan mudah. Akses yang terbatas menjadi kendala terbesar untuk mengalirkan listrik ke desa terpencil dan daerah dengan kondisi geografis yang sulit dijangkau.

"Indonesia terdiri dari 17.491 pulau, tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Tidak semuanya dapat dijangkau dengan mudah. Ini menjadi salah satu tantangan bagi kami dalam melistriki Tanah Air," ujarnya.

"Kendala biasanya muncul dalam proses pengiriman peralatan listrik karena banyak akses jalan yang tidak memadai untuk dilalui kendaraan pengangkut material. Di beberapa daerah. peralatan harus dibawa secara manual dengan dipanggul demi untuk melistriki masyarakat," jelasnya.

Meski begitu, pihak PLN berkomitmen untuk melistriki daerah tersebut, termasuk mengejar 1,1% rumah tangga yang belum mendapat akses listrik. Beberapa upayanya yaitu melalui program listrik desa untuk membangun jaringan ke daerah-daerah terpencil tersebut dan memanfaatkan potensi energi lokal untuk dijadikan sumber listrik.

"Bagi daerah yang masih dapat dijangkau dengan perluasan jaringan tentu akan dilakukan perluasan jaringan. Namun jika tidak, PLN bisa membangun PLTD kecil atau memanfaatkan potensi lokal, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) atau Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)," pungkasnya.

Sementara itu, menurut Direktur Program dan Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P Hutajulu, selama empat tahun terakhir ini capaian RE nasional rata-rata 3% per tahun dari rata-rata sebelumnya hanya mencapai 1% saja.

"Selama empat tahun ini kita bisa mencapai rata-rata 3% lebih perkembangannya, kalau dulu 1% aja sudah syukur. Yang perlu diperhatikan saat ini adalah masih adanya dua wilayah Indonesia yang capaian rasio elektrifikasinya masih dibawah rata-rata nasional yakni, Provinsi Nusa Tenggara Timur (85%) dan Papua (94%)," ujar Jisman




(akn/akn)

Hide Ads