Pemerintah mempertimbangkan melarang masyarakat mudik Lebaran demi mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) Covid-19. Pasalnya kegiatan mudik dapat mendorong konsumsi masyarakat.
Seperti yang pernah disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tahun lalu, bahwa momentum Lebaran bisa mendorong konsumsi. Khususnya mudik melalui jalur darat yang melewati sejumlah daerah diyakini membawa berkah bagi ekonomi sekitar.
"Kita berharap Lebaran ini bisa dimanfaatkan, kalau kita lihat perjalanannya masyarakat banyak yang menggunakan jalan darat, spill over-nya kepada ekonomi di masing-masing kota tujuan diharapkan lebih banyak," kata Sri Mulyani di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (5/6/2019).
Lalu bagaimana jika mudik tahun ini dilarang karena mempertimbangkan wabah virus corona?
Juru Bicara Menko Kemaritiman dan Investasi dan juga Kemenko Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi menjelaskan, pemerintah pastinya sudah memperhitungkan dampak dari kebijakan tersebut jika jadi dilakukan. Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, menurutnya juga intens berkomunikasi dengan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (BI).
Baca juga: Skenario Larangan Mudik Lebaran Lagi Digodok |
"Ya memang sekarang semua ekonomi di dunia mengalami tekanan. Tapi Pak Luhut setahu saya sering melakukan komunikasi intens dengan Gubernur BI dan Menteri Keuangan untuk membahas berbagai potensi dampak terhadap perekonomian Indonesia dan langkah-langkah antisipatif yang akan dilakukan," kata dia dalam konferensi video kepada wartawan yang dikutip Rabu (25/3/2020).
Menurutnya hingga saat ini pemerintah sudah menyiapkan berbagai stimulus untuk membantu masyarakat.
"Berbagai fiskal stimulus sudah disiapkan oleh BI dan Kementerian Keuangan untuk mempertahankan daya beli masyarakat yang menurut saya ini sangat penting karena konsumsi domestik merupakan salah satu penopang GDP kita yang terbesar," tambahnya.
Kembali ke dampak mudik bagi perekonomian, Sri Mulyani juga pernah mengatakan kemacetan di jalur mudik sudah berkurang sehingga masyarakat bisa mengalokasikan uang untuk silaturahmi di kampung halaman.
"Saya rasa sesudah hari ini mereka punya banyak waktu untuk ketemu dengan teman, handai taulan dan keluarga, oleh karena itu mereka pasti akan mencari berbagai aktivitas dan acara yang bisa menyebabkan dampak untuk denyut ekonomi diharapkan mulai terjadi sampai seminggu ke depan," kata dia.
(toy/hns)