Ford Mau Buka Pabrik Lagi di Tengah Corona, Serikat Pekerja Was-was

Ford Mau Buka Pabrik Lagi di Tengah Corona, Serikat Pekerja Was-was

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 27 Mar 2020 12:38 WIB
A billboard welcoming Ford Motor Co is seen at an industrial park in San Luis Potosi, Mexico, January 4, 2017.
Foto: REUTERS/Christine Murray
Jakarta -

Ford berencana membuka kembali sejumlah pabriknya di AS dan Meksiko dalam beberapa minggu mendatang yang sebelumnya ditutup karena wabah corona.

Tetapi Serikat Pekerja Serikat Pekerja mengungkapkan kekhawatiran tentang rencana membuka kembali pabrik Ford di tengah wabah Covid-19.

Ford berencana membuka kembali satu shift pabrik Hermosillo, Meksiko, pada 6 April, dan empat dari delapan pabrik perakitan AS pada 14 April atau 2 hari setelah Paskah.

Pabrik yang akan dibuka antara lain pabrik truk di Dearborn, Michigan; pbarik truk di Kentucky, Louisville; pabrik karoseri di Kansas City; dan pabrik karoseri di Ohio, Cleveland.

Melansir dari CNN Bussines, Jumat (27/produsen mobil asal AS ini juga berencana membuka kembali delapan jalur pasokan bahan baku mesin, transmisi, dan komponen yang diperlukan untuk memasok stok pabrik.

Ford dan produsen mobil lain telah melakukan pembersihan besar-besaran terhadap pabrik-pabriknya selama tutup.

Tetapi, United Auto Workers (UAW) mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap rencana membuka kembali pabrik Ford di tengah wabah Covid-19 ini.

Presiden UAW, Rory Gamble mengatakan keputusan dibuka kembali pabrik Ford harus melihat data kurva penyabaran Covid-19 di masing-masing negara bagian dan perusahaan harus mematuhi pedoman Centers For Disease (CDC).

"UAW menyatakan bahwa pedoman CDC yang ketat harus dipatuhi di semua tempat kerja demi keamanan dari pekerja, keluarga mereka, dan masyarakat," jelas Gamble.


Ford sebelumnya mengumumkan telah menangguhkan dividen dan meminta bantuan pemerintah berupa pinjaman US$ 15 miliar atau setara Rp 239 triliun (kurs Rp 16.608) untuk membantunya keluar dari krisis ekonomi akibat corona.

"Meskipun demikian, kami harus berbuat lebih banyak mengingat penurunan tajam permintaan untuk kendaraan baru dan penutupan pabrik kami di seluruh dunia," kata CEO Jim Hackett dalam surat kepada karyawan Kamis lalu.

Ford juga menunda gaji para eksekutif senior sebesar 20-50% selama lima bulan dimulai pada 1 Mei mendatang.


Hal yang sama berlaku untuk CEO Ford Jim Hackett yang hanya mendapat 50% dari gajinya, sementara Komisaris Ford Bill Ford sama sekali tidak akan mengambil gajinya.

Penangguhan gaji para eksekutif tidak akan dibayar sampai Ford telah membayar utang sebesar US$ 7 miliar (Rp 111 triliun).

Hackett mengatakan bahwa Ford mungkin saja harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) jika terpaksa.


"Jika efek virus corona pada ekonomi global dan Ford berlangsung lebih lama atau lebih parah mungkin kita harus mengambil tindakan lebih keras," jelas Hackett .

Ford memiliki 190.000 karyawan di seluruh dunia, dengan 56.000 karyawannya tergabung dalam UAW. Sebagian besar anggota UAW adalah buruh pabrik yang dibayar per jam.



Simak Video "Video: Alasan Ford Unggah Kalimat Pro-Palestina di X"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads