Masih Banyak yang Mudik, Jokowi Minta Insentif Ekonomi Dipercepat

Masih Banyak yang Mudik, Jokowi Minta Insentif Ekonomi Dipercepat

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 30 Mar 2020 13:12 WIB
Pemudik menuruni Bus yang mengantarkan mereka dari kampung halaman di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta, Minggu (10/07/2016). Sepanjang hari ini, pemudik terus berdatangan di terminal Kampung Rambutan. Diprediksi, pemudik akan terus memadati terminal Kampung Rambutan hingga dini hari nanti karena hari ini merupakan puncak arus balik. Grandyos Zafna/detikcom
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Pemerintah sudah mengimbau masyarakat agar tidak mudik Lebaran tahun ini guna mengurangi penularan baru virus corona. Namun masih banyak tidak menghiraukan seruan tersebut, bahkan sudah melakukan mudik lebih dulu.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memahami banyak yang sudah mudik merupakan para pekerja informal. Mereka pulang ke kampung halamannya lantaran sudah sulit mencari nafkah di Jakarta dan sekitarnya.

"Saya lihat arus mudik dipercepat bukan karena faktor budaya tp terpaksa. Banyak pekerja informal di Jabodetabek terpaksa pulang kampung karena penghasilannya menurun sangat drastis atau bahkan hilang. Tidak ada pendapatan sama sekali akibat diterapkan kebijakan tanggap darurat, bekerja di rumah, sekolah dari rumah, ibadah dari rumah," tuturnya saat membuka rapat terbatas secara online, Senin (30/3/2020).

Oleh karena itu, lanjut Jokowi, agar hal itu tidak terus terjadi, program jaring pengaman sosial harus cepat diterapkan. Jokowi ingin seluruh sektor informal termasuk UMKM mendapatkan insentif ekonomi yang sudah disiapkan.

"Karena itu saya minta percepatan program sosial safety net, jaring pengaman sosial yang memberikan perlindungan sosial di sektor informal dan para pekerja harian maupun program insentif ekonomi bagi usaha mikro usaha kecil betul-betul segera dilaksanakan di lapangan. Sehingga para pekerja informal, buruh harian, asongan semua bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari," tambahnya.

Jokowi mengaku mendapatkan laporan dalam 8 hari terakhir sudah ada sekitar 14 ribu wagra Jabodetabek sudah mudik yang hanya menggunakan bus.

"Selama 8 hari terakhir ini ada 876 armada bus antar provinsi yang membawa kurang lebih 14.000 penumpang dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DIY Yogyakarta," ujarnya.

Jumlah penumpang mudik itu belum ditambah dengan pemudik yang sudah berangkat lebih dulu menggunakan transportasi massal yang lain. Seperti kereta api, kapal laut, pesawat dan kendaraan pribadi.

Untuk itu Jokowi meminta agar dilakukan langkah yang lebih tegas agar masyarakat patuh atas seruan tidak melakukan mudik. Jokowi meminta hal itu juga diterapkan di daerah.

"Demi keselamatan bersama, saya juga minta dilakukan langkah-langkah yang lebih tegas untuk mencegah terjadinya pergerakan orang ke daerah. Saya melihat sudah ada imbauan dari tokoh-tokoh dan gubernur, agar perantau di Jabodetabek untuk tidak mudik. Dan ini saya minta ini untuk diteruskan dan digencarkan lagi, tapi menurut saya imbauan seperti itu belum cukup. Perlu langkah-langkah yang lebih tegas untuk menutup rantai penyebaran Covid-19 ini," tutupnya.


(das/dna)

Hide Ads