Koperasi Indosurya Gagal Bayar, ke Mana Rp 10 T Dana Nasabahnya?

Koperasi Indosurya Gagal Bayar, ke Mana Rp 10 T Dana Nasabahnya?

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 06 Apr 2020 18:20 WIB
Pengembalian Uang Korupsi Samadikun

Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta Toni Spontana (tengah) menyerahkan secara simbolis kepada Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Sulaiman A. Arianto (ketiga kanan) uang ganti rugi korupsi Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI) dengan terpidana Samadikun Hartono di Gedung Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (17/5/2018). Mantan Komisaris Utama PT Bank Modern Samadikun Hartono terbukti korupsi dana talangan BLBI dan dihukum 4 tahun penjara serta diwajibkan mengembalikan uang yang dikorupsinya sebesar Rp 169 miliar secara dicicil. Grandyos Zafna/detikcom

-. Petugas merapihkan tumpukan uang milik terpidana kasus korupsi BLBI Samadikun di Plaza Bank Mandiri.
Foto: grandyos zafna
Jakarta -

Koperasi Simpan Pinjam Indosurya Cipta (ISP) mengalami gagal bayar terhadap nasabah-nasabahnya. Bahkan ISP melakukan PHK terhadap mayoritas karyawannya dan tidak memberikan pesangon lantaran perusahaan tak lagi memiliki bisnis yang menghasilkan.

Kabar pahit ini terungkap pada 24 Februari 2020 ISP mengeluarkan memo kepada nasabahnya bahwa pengembalian dana harus diperpanjang 6 bulan sampai 4 tahun. Perpanjangan itu dilakukan tergantung dari jumlah dana yang ditempatkan.

Setelah itu ISP mengeluarkan memo baru, isinya pengembalian dana tidak lagi diperpanjang melainkan dicicil 3-10 tahun. Ironisnya lagi pengembalian dana nasabah dilakukan tanpa bunga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Boy (nama samaran), salah satu karyawan marketing ISP mengungkapkan bahwa ada yang salah dengan perusahaan. ISP merupakan koperasi simpan pinjam, namun target nasabahnya kelas menengah ke atas.

Banyak karyawannya yang juga merupakan jebolan marketing perbankan. Sehingga ISP dengan mudah bisa menarik dana nasabah perbankan dengan menawarkan bunga sedikit lebih tinggi dari bunga yang ditawarkan perbankan.

ADVERTISEMENT

Sebagai koperasi simpan pinjam, ISP seharusnya menyalurkan dananya ke anggota yang meminjam, Namun berdasarkan informasi dari Boy, per bulannya ISP hanya menyalurkan pinjaman sekitar Rp 30-40 miliar.

"Kebetulan saya dekat dengan salah satu area manager lending di Indosurya. Saya lihat data orang lending se-Indonesia. Mereka paling kucurkan dana Rp 30-40 miliar sebulan. Sementara dana yang masuk ratusan miliar per bulan. Di 2018 saja dananya sudah Rp 10 triliun," tuturnya kepada detikcom, Senin (6/4/2020).

Memang berdasarkan laporan keuangan ISP pada 2018 jumlah simpanan mencapai 10,4 triliun. Tapi menjadi hal yang aneh ketika melihat penyaluran pinjaman hanya Rp 30-40 miliar per bulan. Lalu ditempatkan di mana sisa dana kelolaan ISP?

Menurut Boy hanya pemilik, direktur utama dan Tuhan yang tahu. Bahkan menurutnya sekelas direksi saja tidak mengetahui di mana dana kelolaan itu ditempatkan.

"Cuma owner, dirut dan Tuhan yang tahu, kalau direktur pun tidak tahu. Menurut saya mereka juga korban, karena uangnya juga nyangkut di sini, keluarganya juga," tambahnya.

Muncul kabar bahwa gagal bayar ISP juga berkaitan dengan kasus Jiwasraya. Namun petinggi ISP sudah membantahnya.

"Kalau memang benar yang dikatakan dirut bahwa tidak ada keterkaitan dengan Jiwasraya, ya berarti dia investasi ke grup. Tapi kan tidak boleh koperasi investasi di grup. Tapi sampai sekarang tidak dikasih tahu itu duitnya ditaruh di mana, hanya dirut, owner dan Tuhan yang tahu," tuturnya.


Hide Ads