Perkantoran diramal bakal semakin ditinggalkan di masa depan. Terutama sejak berlakunya imbauan kerja dari rumah (work from home/WFH) demi mencegah penyebaran virus Corona (COVID-19). Apalagi kalau perilaku kerja ini dianggap lebih efektif namun tetap produktif, otomatis ke depan banyak perusahaan yang bakal menerapkan sistem WFH dan meninggalkan perkantoran.
"Kalau sekarang (okupansi) minus, otomatis akan semakin berat bagi office. Ditambah lagi kalau WFH berlanjut cukup lama, ini akan jadi protokol yang dijalankan semua perusahaan. Ini akan dianalisa, kalau WFH cukup produktif, kalau ini efektif bagi beberapa divisi dan departemen, WFH berlanjut, artinya demand office akan menurun," ujar Senior Director Office Services Colliers International Bagus Adikusumo, Rabu (8/4/2020).
Berdasarkan Laporan Pasar Properti Jakarta dan Hotel Bali Kuartal I-2020 dari Colliers International, tingkat okupansi atau hunian perkantoran di Jakarta pada kuartal I-2020 sebenarnya mengalami peningkatan dari kuartal sebelumnya yakni mencapai kira-kira 84%. Akan tetapi, pada kuartal IV-2020 mendatang diramal anjlok hingga 80% saja.
"Perkirakan okupansi akan turun di akhir 2020, okupansi akan menurun cukup dalam dari 84% ke 80%," kata Senior Associate Director Colliers International Ferry Salanto.
Baca juga: Seluruh Gerai Matahari Tutup hingga 13 April |
Menurut Ferry yang menjadi akar penyebab turunnya tingkat hunian perkantoran sampai akhir 2020 nanti adalah karena banyaknya pasokan pembangunan perkantoran yang tertunda selama pandemi ini jadi masif kembali pada akhir tahun dan awal 2021 mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski 2021 nanti keadaan ekonomi mulai pulih dengan hilangnya wabah tersebut, tetap menjadi tantangan bagi perkantoran.
"Kita lihat tingkat hunian akhir tahun ini akan menurun disebabkan karena banyaknya pasokan yang masuk dan 2021 masih akan jadi periode yang cukup menantang bagi sektor perkantoran," pungkasnya.
(dna/dna)