50.000 UKM di Klaten Mulai Limbung Terimbas Corona

50.000 UKM di Klaten Mulai Limbung Terimbas Corona

Achmad Syauqi - detikFinance
Selasa, 14 Apr 2020 10:58 WIB
Tutupnya wisata umbul Ponggok Klaten membuat banyak UKM tidak berkegiatan
Foto: Achmad Syauqi/detikcom
Klaten -

Sebanyak 50.000 usaha kecil dan menengah (UKM) mulai limbung terhantam pandemi Corona atau COVID-19 di Klaten. Para pelaku UKM mengeluhkan sepinya pasar.

"Mulai terasa lesu dampaknya sekarang. Yang kolaps memang belum ada laporannya tetapi saya telepon, mereka bilang sepi tidak ada yang beli dan bingung mau apa lagi," ungkap Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Pemkab Klaten Bambang Sigit Sinugroho pada detikcom, Selasa (14/4/2020).

Bambang Sigit menjelaskan yang mulai terdampak pandemi Corona tidak hanya satu sektor. Namun semua sektor sudah mulai merasakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semuanya mulai merasakan dampaknya. Mulai dari makanan, batik, lurik, logam, handicraft, wisata, dan lainnya sampai bingung bagaimana mengatasi," lanjut Bambang Sigit.

Dikatakan Bambang, jumlah UKM di Klaten saat ini sekitar 50.000 usaha dan 38.700 di antaranya usaha mikro. Mereka terbagi dalam 11 klaster.

ADVERTISEMENT

"Ada 50.000 UKM dengan 11 kluster pembagi. Kluster itu meliputi mebel, lereng Merapi, minapolitan, handicraft, konveksi, batik, lurik, logam, makanan olahan, keramik, dan wisata," sambung Bambang.

Menyikapi dampak itu, terang Bambang Sigit, Pemkab mulai melakukan telaah per klaster. Pengecekan ke masing-masing klaster mulai dilakukan.

"Saya mau mendata semua juga belum bisa. Ini telaah per klaster sedang kita lakukan," imbuh Bambang.

Pemerintah pusat, terang Bambang, menginstruksikan untuk pendataan. Namun kondisi saat ini juga tidak semudah hari biasa.

"Ya disuruh mendata. Ya kita data tapi mau apa memang begini kondisinya," jelas Bambang.

Dia mencontohkan, usaha katering, persewaan sound sampai cucian mobil semua terdampak. Belum lagi kegiatan seni juga sepi sehingga UKM menerima dampaknya.

"Seni, terutama campursari sampai wayang berhenti semua. Semua UKM kena dampaknya," pungkas Bambang.

Staf ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Pemkab Klaten, Sartiyasto mengatakan hampir semua sektor terdampak. Hal itu berkaitan berkurangnya mobilitas masyarakat.

"Cucian mobil yang tidak berkaitan corona saja kena sebab sepi. Sepi karena mobilitas masyarakat menurun," jelas Sartiyasto pada detikcom.

Andito Purnomo, pemilik usaha konveksi kaos di Kecamatan Wedi mengatakan sejak kewaspadaan Corona diberlakukan tidak ada pesanan masuk.

"Blas, tidak ada pesanan masuk. Padahal biasanya order bisa Rp 10 juta nilainya per bulan," kata Andito.

Pesanan kaos sepi, menurut Andito, disebabkan tidak ada kegiatan. Otomatis tidak pesan kaos.

"Kaos pesanan itu buat acara. Lha ini semua acara dan kegiatan dihentikan tidak boleh berkumpul," sambung Andito.



Simak Video "Video WHO soal Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru Mirip Penyebab Covid-19"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads