Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengunjungi Kabupaten Jenoponto, salah satu sentra produksi Jagung dan padi di Sulawesi Selatan. Dalam kesempatan itu, ia mendapatkan laporan dari Bupati Jeneponto Iksan Iskandar bahwa petani jagung menjual hasil panennya di bawah Harga Pokok Penjualan (HPP) dari pemerintah.
Menurut Iksan, hal itu terjadi karena mereka terjebak dalam praktik ijon di mana para tengkulak membeli tanaman dengan harga sebelum panen. Ia melaporkan ada 26 ribu hektare sawah di Kabupaten Jeneponto dengan produktivitas 5-6 ton per hektare, dan 36 ribu hektare jagung dengan produktivitas 7,8 ton per hektare.
Namun, ada kendala dalam penjualan hasil panen. Tengkulak menginginkan jagung dengan kadar air 7%, sementara petani langsung menjual jagung tanpa diolah dengan kadar air mencapai 30%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi saya sampaikan sedikit kendala Pak Menteri. Untuk komoditas jagung, sebagian petani menjual hasilnya ke daerah lain dikarenakan ada selisih harga. Kadar air jagung petani disini mencapai 30%, harganya Rp 1.700 per kilogram. Sementara di tempat lain, Rp 1.800 per kilogram," ungkap Iksan dalam keterangan tertulis, Senin (20/4/2020).
Menanggapi hal tersebut, Syahrul menyarankan petani jagung memanfaatkan modal dari Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mengurangi praktik ijon. Dengan begitu, petani bisa menjual dengan harga sesuai HPP.
"Jangan perantara untungnya jauh lebih banyak dari petani. Tidak ada itu ongkos menginjak rem, ingat itu. Jangan beli jagung dari petani Rp 1700, sesuai HPP-lah. Harga beli itu Rp 3150. Jangan beli dibawah HPP," tegas Syahrul.
Syahrul menjabarkan tersedia KUR pertanian senilai Rp 50 triliun yang dapat diberdayakan oleh petani. Kehadiran KUR, menurut Syahrul, adalah salah satu upaya negara untuk memastikan kesejahteraan bagi para petani di seluruh Indonesia dan membangun pertanian yang maju, mandiri, dan modern.
"Ada KUR pertanian sebesar Rp 50 triliun. Manfaatkan itu. Kalau ada ijon atau tengkulak, saya minta Dinas Pertanian koordinasi dengan Dirjen PSP, gulirkan KUR di sini," terang Syahrul.
Dalam kesempatan itu, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu juga mengingatkan pentingnya kerja sama dan kebersamaan dari berbagai pihak untuk menjaga ketersediaan pangan. Menurutnya, kegiatan pertanian tetap harus berlangsung selama pandemi COVID-19.
"Saya mengajak kepolisian dengan Satgas Pangan-nya, Bulog, pelaku usaha, TNI. Ini panggilan negara. Kita pastikan kebutuhan pangan masyarakat aman. Bantu negara ini yah dek," kata Syahrul.
"Kegiatan produksi dan distribusi harus jalan. Saya minta, kepolisian kawal angkutan yang membawa bahan pangan," imbuhnya.
Dalam kunjungan ke Jeneponto, Syahrul bersama Iksan juga melakukan panen padi di Desa Kalumpangloe, Dusun Palippri, Kec. Arungkeke Kab. Jeneponto.
(akn/hns)